Orangtua masa kini dituntut untuk mau dan mampu belajar dalam mendidik anak dan mengawasi tumbuh-kembang buah hati. Tentu saja, saya setuju karena tantangan mendidik anak di zaman sekarang sangat berbeda dan lebih kompleks jika dibanding zaman dulu.
Jika di masa lalu orang belajar dari bapak atau ibunya atau bahkan artikel di majalah, sekarang berbagai media banyak yang memberikan informasi dan tips parenting. Bahkan kelas-kelas seminar parenting pun banyak digelar di sana-sini. Bagi yang haus akan ilmu parenting, hal itu sangat membantu.
Awam pun tak sedikit yang membagikan ilmu dan tips parentingnya. Di era media sosial, bertebaran orang-orang yang membagikan tips parenting. Ada kalangan artis, influencer, blogger, ibu rumah tangga dan masih banyak lagi.
Sebenarnya tak ada yang salah, sebagai orangtua kita perlu bertukar pikiran dengan sesama orangtua. Namun, jika yang saya sebut "awam" tersebut membagikan ilmu parentingnya dengan cara "nyinyir" dan menghakimi pihak lain kok saya merasa tidak pas ya? Karena bagi saya, parenting is an art.
Berikut beberapa pendapat saya:
1. Gaya parenting berbeda-beda
Beda orangtua akan beda gaya parentingnya. Bahkan bisa jadi gaya parenting A cocok untuk keluarga A, tapi belum tentu cocok untuk keluarga B.
Orangtua harus bijak dalam menerapkan gaya parenting yang tepat untuk anak-anaknya. Dan semua itu adalah proses pembelajaran.
Rasanya hampir semua orang menjadi orangtua dengan learning by doing. Pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman tentang parenting akan memberi pengaruh besar terhadap gaya parenting seseorang.
Dengan begitu, apakah tepat jika masih nyinyir dengan gaya parenting orang lain? Apa yang kamu anggap baik belum tentu baik untuk orang lain.
2. Tidak ada yang salah dan benar
Seringkali kita mudah menjadi "hakim" atas gaya parenting orang lain. Padahal dalam parenting tidak ada yang salah dan benar. Semua fleksibel.
Orangtua terus berjuang dan belajar mendidik anak. Tips A mungkin manjur diterapkan ke anak B, tapi bisa menjadi bumerang ketika diterapkan untuk anak C. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi, utamanya sikap dan karakter masing-masing anak yang berbeda.