Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-gara Warisan

4 Juli 2019   07:01 Diperbarui: 4 Juli 2019   07:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmmm.. sudah ya Na, Bapak mau kembali ke kantor lagi... Milikilah karakter pemenang Na.."

Na terdiam. Ah, Bapak.... tak pernah Bapak memberikan pitutur tapi sekalinya memberi pitutur membuat terharu, batin Na menjerit. Jeritan hati betapa dia terharu dan bangga punya Bapak seperti pak Subagyo. Orang yang tenang dan selalu nrimo dalam kesederhanaan. Laki-laki yang punya harga diri hingga tak ingin istrinya menangisi warisan orangtuanya.

Na masih ingat bagaimana Bapaknya dengan tegas mengajak ibu pulang dari pertemuan keluarga yang penuh jerit dan tangis berebut warisan.

"Aku masih sanggup memberi nafkah. Ayo pulang, Bu.. " kata Bapak Na waktu itu. Ibu menurut dan sekarang hidup bahagia tanpa warisan orangtuanya. Dibiarkannya saudaranya bertikai dengan trik dan intrik penuh tipu muslihat.

Na menangkupkan kedua tangannya. Pikirannya larut dalam ketenangan. Hatinya menikmati indahnya nasehat Bapaknya siang itu.

"Terimakasih untuk selalu ada dalam hidupku, Bapak dan Ibu... ", ucap Na dalam hati. Senyumnya merekah. Damai mengalir memenuhi sanubarinya.

Cikarang, 3 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun