Biasanya suami Na hanya manggut-manggut mendengar ceramah Na. Yang penting Na bisa jaga diri dan jaga silaturahmi, begitu pintanya. Suami Na paling kesal kalau ada ibu-ibu berantem. Dia paling malas mendengar curhat yang demikian. Bikin otak suami ruwet!Â
***
3 Hari Lalu
Rasanya makin hari makin panas jelang pilpres. Di jalan sudah banyak terpasang spanduk dan baliho, dari calon legislatif sampai calon presiden. Di media sosial apalagi, postingan politik makin banyak. Na memutuskan untuk tak membuka sementara media sosial. Hitung-hitung sekalian "puasa milenial" di masa prapaskah ini.
Malam hari Na membuka WA. Anak-anak sudah terlelap. Sekali-kali ganti foto profil, pikirnya. Na mengganti foto profilnya, kemudian iseng membuat status WA. Status biasa saja dan tentu saja bukan masalah politik.
Tidak lama kemudian, beberapa teman mengomentari status Na. Tapi tunggu.... Na seolah terpana melihat dan memperhatikan foto profil teman-temannya.
"Satu jari... dua jari... dua jari... dua jari.. satu jari.. satu jari... "
"Kenapa fotonya harus begini ya? Kenapa pada jempol atau huruf L atau 2 jari ya?"
"Bu In, tetangga sebelah berpose dengan jempol... bu Fah yang di blok E tersenyum dengan dua jari... bu Mien dua jari juga.. bu El satu jari..."
"Hmmm... jadi sekarang jari menunjukkan pilihan ya?"Â
Na bertanya kepada dirinya sendiri. Pertanyaan yang tak butuh jawaban tentunya. Tiba-tiba suaminya pulang dari kantor. Na setengah kaget. Tak disadarinya kedatangan suaminya gara-gara asyik dengan ponselnya.