Menghadiri acara pernikahan di Toraja sangat menyenangkan. Sebelumnya saya sudah menuliskan tentang acaranya, sekarang akan saya tulis mengenai after party part-nya.
Baca juga :
Uniknya Acara Pernikahan Adat Toraja (Bagian 1)
Uniknya Acara Pernikahan Toraja (Bagian 2)
Sebenarnya saya "roaming" berada di acara pernikahan dengan bahasa Toraja. Berhubung pembawa acara berbahasa Toraja, maka saya mau tak mau mencoba "meraba-raba" artinya. Hehehe Dikatakan susah sih nggak juga, sedikit-sedikit saya familiar karena sering mendengar ketika suami saya berbicara dengan saudara-saudaranya.
Apalagi susunan acara resepsi ini seperti pada umumnya saja. Misalnya, ada sambutan dari Ibu Lurah Tallunglipu. Setelah menyimak, intinya kurang lebih merupakan nasehat untuk kedua mempelai tentang pentingnya administrasi kependudukan. Benar juga sih, ketika sudah berkeluarga harus tertib administrasi kependudukan seperti Kartu Keluarga dan KTP. Kedua dokumen itu sangat diperlukan dan penting untuk kedepan karena pengurusan banyak hal wajib menggunakan KTP.
Pembagian Daging
Awal tiba di tongkonan, saya dibuat heran dengan adanya bambu-bambu dan beberapa panci besar dan tutupnya yang berada di tengah lapangan tongkonan. Letaknya persis di tengah depan pelaminan. Sampai acara ditutup, barang-barang tersebut tetap berada disana.
Pembawa acara terdengar menyebut nama-nama. Sementara itu, beberapa laki-laki mengambil sesuatu -- ternyata daging -- yang ditaruh di bakul plastik. Bakul plastik tersebut diberikan kepada orang-orang yang disebut namanya tadi.
Berhubung masih penasaran, saya intip isi bakul tersebut. Oh.. ternyata daging babi berupa kepala atau kaki babi. Jadi, seperti yang saya tulis di artikel sebelumnya (disini). Pada pernikahan ini mereka memotong 80 ekor babi. Kepala dan kaki babi inilah yang kemudian dikumpulkan untuk dibagi-bagi.
Ma' Dero
Tamu-tamu sudah mulai bersalaman dan meninggalkan tempat resepsi. Rombongan keluarga yang datang dari daerah lain pun mulai berpamitan. Hiburan musik masih memainkan lagu-lagu pop nostalgia dan masa kini.
Beberapa orang berkumpul di depan tim hiburan musik membentuk lingkaran kecil. Mereka mulai bergoyang. Sekilas seperti tari poco-poco. Mereka menggerakan kaki sembari berputar. Info dari mantan pacar saya, nama tarian ini ma' dero. Tarian ini merupakan tarian sukacita dalam hal ini pernikahan.
Pesta sudah usai
Jam menunjukkan pukul 15.00 WITA. Tak terasa acara pernikahan sudah selesai. Tamu-tamu sudah meninggalkan tongkonan. Tinggal beberapa keluarga asik berbincang sembari menunggu mobil yang menjemput.
Salam dari Tana Toraja
14 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H