Beberapa pemuda membagi pa' piong dalam bambu (Dok. Pribadi)
Pembagian ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan untuk keluarga atau tamu yang datang. Daging tersebut sudah dalam bentuk dibakar. Sedangkan untuk daging yang dimasak dan dibakar didalam bambu disebut pa'piong. Pa'piong ini juga dibagi-bagi. Hmmm... sudah tidak penasaran lagi
deh!
Ma' Dero
Tamu-tamu sudah mulai bersalaman dan meninggalkan tempat resepsi. Rombongan keluarga yang datang dari daerah lain pun mulai berpamitan. Hiburan musik masih memainkan lagu-lagu pop nostalgia dan masa kini.
Beberapa orang berkumpul di depan tim hiburan musik membentuk lingkaran kecil. Mereka mulai bergoyang. Sekilas seperti tari poco-poco. Mereka menggerakan kaki sembari berputar. Info dari mantan pacar saya, nama tarian ini ma' dero. Tarian ini merupakan tarian sukacita dalam hal ini pernikahan.
Tampak bapak-bapak dan ibu-ibu menari riang. Lama-lama lingkaran bertambah besar karena satu persatu orang bergabung. Setelah semua tamu pulang, beberapa pemuda masih kuat menari. Melihat mereka menikmati tarian tersebut, saya jadi penasaran. Namun ketika saya lihat langkah kakinya sepertinya membutuhkan latihan.
Pesta sudah usai
Jam menunjukkan pukul 15.00 WITA. Tak terasa acara pernikahan sudah selesai. Tamu-tamu sudah meninggalkan tongkonan. Tinggal beberapa keluarga asik berbincang sembari menunggu mobil yang menjemput.
Tamu yang anti bersalaman (Dok. Pribadi)
Kami pun kembali ke hotel untuk melepas lelah bersama anak-anak di kolam renang. Seharian saya jadi orang Toraja
aspal (asli tapi palsu) hehehe. Ohya, hotel tempat saya menginap berarsitektur Toraja dikelilingi oleh pegunungan dan alam yang hijau membuat saya bangga. Betapa indahnya Indonesia dengan alam dan budayanya. Semoga kita semua mampu menjaganya
Salam dari Tana Toraja
14 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya