Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tour De Farm Ultrajaya Bersama Net TV

30 Juni 2016   09:18 Diperbarui: 4 Juli 2016   08:46 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Milking Parlour

Area ini adalah tempat dimana dilakukan pemerahan susu. Pemerahan susu sapi dilakukan secara otomatis dengan Automated Milking Parlour. Sapi-sapi yang akan diperah akan berbaris rapi satu per satu menuju tempat pemerahan susu. Saya katakan rapi, karena sapi-sapi tersebut berbaris sesuai antrian secara teratur, tidak senggol-senggolan ataupun saling mendahului. Secara teratur juga sapi-sapu tersebut menempatkan diri di tempat pemerahan secara urut. Sampai disini, saya terkagum-kagum betapa peternakan ini melatih sapi-sapi secara baik.

Setelah menempati tempatnya, maka petugas akan memasang alat perah ke puting susu sapi. Sebelum dipasang, puting susu tersebut dilap terlebih dahulu dengan tissue. Saya sempat mencoba memasang alat ini. Seru juga! Alat pemerah ini semacam suction pipe dengan ukuran yang sesuai dengan puting. Ketika mesin dihidupkan, makan alat ini dengan mudah dipasang. 

Pemerahan susu dilakukan selama 10 menit. Dari 10 menit, diperoleh kira-kira 10-15 liter susu. Susu yang diperah ini akan langsung masuk ke dalam pipa dan ditampung pada tangki pendingin. Dengan demikian, proses pemerahan susu ini dikatakan steril dan tidak tersentuh tangan manusia.

Pada saat pemerahan susu, petugas akan memerah satu per satu secara urut. Setelah diperah, sapi-sapi tersebut tetap pada tempatnya. Jika semua sapi sudah diperah, barulah mereka akan berbaris kembali dan secara rapi dan teratur menuju ke kandang. Sapi-sapi ini akan diperah kembali setelah 8 jam.

[caption caption="Sapi-sapi ini berbaris teratur, antri, dan menempatkan diri diri secara rapi sebelum diperah. Dengan pemerahan ini, maka susu langsung masuk ke tangki melalui pipa dan tanpa tersentuh tangan manusia"]

[/caption]

[caption caption="Tempat pemerahan susu "]

[/caption]

3. UPBS adalah peternakan modern yang penuh kasih sayang

Berbeda dengan apa yang saya dengar mengenai peternakan sapi yang kurang beradab, UPBS penuh kasih sayang terhadap sapi-sapi yang ada. Saya mengatakan demikian karena saya melihat sendiri bagaimana kepala UPBS yang menemani kami sangat "care" terhadap sapi-sapi. Bahkan terlihat sekali sapi-sapi di UPBS mengenali beliau. Suatu kali, pada saat kami di Heifer Pens ada sapi yang "marah". Sapi itu beberapa kali seperti berteriak dan berisik. Setelah dielus dan dibilangin "jangan marah", kemudian sapi itu pun tenang. Kepala UPBS tidak segan mengelus sapi-sapi itu. 

Tour de Farm ini diakhiri dengan memberi minum susu ke bayi sapi. Anak-anak senang sekali. Setelah puas dan capek berkeliling peternakan, kami pun mengakhiri Tour de Farm. Kami kembali ke aula depan untuk mendengarkan presentasi dari ibu Maria Fransiska. Sambil makan siang empal gepuk dilakukan sesi tanya-jawab. Kami pun memanfaatkan kesempatan untuk bertanya mengenai produk UltraMilk. Setelah makan siang, kami pun bersiap kembali ke Jakarta. Anak-anak kami bertambah gembira karena dibagi goodybag yang keren dari UltraMilk. Ohya, ibu Maria juga menjekaskan bahwa Ultra Tour de Farm ini diadakan dalam rangka memperingati hari susu Nusantara yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Untuk liputannya bisa dilihat disini https://youtu.be/_Cb8Cive8

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun