Cerita ini berawal karena saya menang photo contest "Share Your Family Moment" yang diadakan oleh Net Mediatama. Nah, hadiahnya adalah Ultra Tour de Farm selama 2 hari 1 malam! Awalnya hanya sebuah kebetulan, karena saya habis jalan-jalan ke Jogja dan punya foto yang menurut saya sesuai tema. Foto yang saya kirim hanya menggunakan kamera handphone. Sementara beberapa peserta banyak yang menggunakan kamera DSLR. Saya sih pede-pede aja hehe... Nah, waktu dihubungi oleh pihak Net TV, saya pun ya nggak yakin-yakin amat. Wong baru dibilang calon pemenang kok. Baru setelah lihat pengumuman di acara Pagi-Pagi Net TV, saya yakin dan girang. Sedikit norak karena masuk TV hihihi...
[caption caption="Sebelum Ultra Tour de Farm "][/caption]
Hari Pertama
Perjalanan dari Jakarta ke Bandung menggunakan bus Big Bird. Semua peserta harus kumpul di gedung The East Kuningan. Sebenarnya pingin kumpul kesana, tapi berhubung rumah saya di Cikarang rempong juga kalau harus ke Jakarta. Pingin banget tuh ke The East, sapa tahu ketemu mas Fajar, kameramen di sitkom The East yang suka ngutang itu, atau ketemu mbak Gista hahahaÂ
Akhirnya, saya memutuskan untuk ke Bandung menggunakan kendaraan pribadi. Perjalanan dari Cikarang lancar sampai Bandung. Kami pun berangkat jam 9.00 pagi. Coba bayangkan kalau saya harus ke Jakarta, bisa-bisa jam 5.00 pagi harus pergi.
Kurang-lebih jam 11.00 saya sampai di meeting point untuk makan siang rombongan di restoran Raja Sunda Pasteur. Disanalah saya ketemu dengan peserta lain. Seru juga ngumpul dengan keluarga-keluarga yang lain.
Farm House
Setelah makan siang di Raja Sunda, kami berangkat menuju Farm House Lembang. Meskipun hari kerja, ternyata Farm House ramai juga. Begitu tiba disana, Abel, anak saya sudah tidak sabar ingin masuk. Dia membaca papan nama "Petting Zone". Dan karenanya, dia ribut terus ingin kesana. Padahal kami harus antri untuk tukar tiket dengan susu atau sosis. Duh, beginilah bawa anak-anak ya maunya cepat-cepat lihat hewan. Padahal mamanya ingin foto di depan rumah Hobbit dulu hahaha...
Di Farm House, kami berkeliling dan sempat mengambil foto. Setelah berfoto dengan rumah Hobbit dan lain-lain, akhirnya kami ke taman yang penuh bunga dan hewan-hewan lucu. Disinilah waktu terlama kami habiskan. Abel senang sekali dengan kelinci, domba, dan anak sapi. Berkali-kali dia mencoba memberi makan kelinci dan domba dengan wortel. Namun, beberapa kelinci dan domba tidak mau makan. Mungkin karena mereka sudah kenyang dari pagi sudah banyak pengunjung yang memberi makan. Bahkan, ada kelinci yang waktu disodori wortel oleh Abel malah tidur loh!Â
Hal yang menarik lagi dari Farm House adalah kita bisa menyewa kostum ala Noni-Noni Belanda kemudian berpose disana-sini. Lucu dan cantik sekali! Untuk menyewa kostum ini, kita harus membayar RP. 75.000. Berhubung jam 5.00 sore kita sudah harus ke hotel, kami tidak menyewa kostum ini. Suami saya bilang bahwa yang penting kita sudah ada gambaran tentang Farm House, nanti kita bisa kesana lagi. Rencana kalau kesana lagi mau dari pagi, kalau perlu seharian hehe
[caption caption="Siap untuk tour de Farmhouse"]
Â
[caption caption="Keceriaan Tour de Farmhouse. Kami pun sempat berfoto bersama di depan rumah Hobbit"]
[caption caption="Serasa di Eropa ya... sayang kita tidak sempat menyewa baju ini"]
[caption caption="Abel senang sekali memberi makan domba, anak sapi, dan kelinci"]
Sensa Hotel
Tepat jam 5.00 kami meninggalkan Farm House menuju Sensa Hotel di daerah Cihampelas. Tiba di hotel sudah menjelang malam. Setelah mendapat kunci kamar kami segera beristirahat sebentar.Â
Kamar hotel yang saya dapat view-nya ke kota Bandung. Dengan jelas saya bisa melihat indahnya jalan layang Pasupati. Untung saya tidak dapat kamar dengan view kolam renang ya. Anak saya pasti ribut minta renang hihihi
Kamar di hotel Sensa bagus, luas, bersih, dan nyaman. Interior kamar didesain minimalis modern namun elegan. Selain itu, channel tv kabel yang tersedia banyak. Dan yang paling penting adalah ada channel tv untuk anak. Abel pun senang sekali nonton tv setelah seharian di luar rumah.
Setelah mandi dan beres-beres, kami pun segera ke Ciwalk untuk mencari makan malam Abel. Maklum anak saya super duper pick-eater. Jalan ke Ciwalk asyik banget. Banyak restoran dan toko-toko outlet. Rasanya apa aja ada. Mungkin karena itu ya kami juga mendapat uang saku dari Ultra hehe
Di Ciwalk, mata saya langsung berbinar melihat papan tulisan Bakmi GM. Buat saya, tulisan itu suatu harapan besar karena saya tidak perlu repot untuk mencari makan malam Abel. Jika dia kenyang, saya pun tenang. Jika tidak, dia akan gelisah sepanjang malam. Kami pun membeli bakmi ayam bakso untuk dia. Abel memakan bakmi dan nasi dengan lahap. Setelah kenyang, kami berjalan menuju restoran Semut Ketjil untuk makan malam bersama peserta lain. Makan malam ini juga dihadiri oleh Ibu Maria Fransiska, Brand Manager Ultra Milk.
[caption caption="Tiba di hotel Sensa. Cerianya Abel bermalam di hotel dengan lokasi premium dan strategis di Ciwalk"]
Hari Kedua
Kami tidur nyenyak malam itu. Sebelum tidur saya sudah wanti-wanti ke Abel bahwa besok harus bangun pagi karena kita mau ke peternakan sapi dan jam 6.00 harus berangkat.Ternyata benar, Puji Tuhan, dia bangun jam 5.00 lebih sedikit. Memang tidak bisa dipungkiri, dari awal Abel semangat dan antusias sekali ikut Tour de Farm. Saya pun jadi ingat, ketika umur 2 tahun dia bertanya kepada saya : "Mom, where is the milk come from?". Waktu itu kami sedang membeli susu kesukaannya Ultra Milk di sebuah minimarket. "Tuhan jawab doamu, Nak.. hari ini kamu akan lihat peternakan sapi dan melihat bagaimana susu diperah dari sapu-sapi itu.", ucap saya dalam hati.
Ultra Tour de Farm : UPBSÂ
Jam 6.00 pagi kami berkumpul di lobi. Setelah selesai check out, kami langsung berangkat menuju Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS). Sarapan kami lakukan dalam perjalanan. UPBS terletak di Pengalengan, Bandung Selatan. Kurang lebih memakan waktu 2.5 jam perjalanan dari Bandung.Â
Selama perjalanan, saya baru tahu ternyata selama ini tiap kali ke Bandung, tahunya hanya Lembang dan Bandung Kota. Ternyata di Bandung selatan banyak pemandangan indah. Untuk mencapai UPBS, jalanan bagus dan terawat. Hal yang paling mengesankan ketika di daerah Pengalengan, kita seperti touring melihat deretan pegunungan dan pohon-pohon hijau. Pokoknya bagus banget!
[caption caption="Indahnya pemandangan selama perjalanan membuat kami tak bosan selama 2 jam lebih menuju UPBS"]
Surga yang Tersembunyi di Pengalengan
Nah, mendekati UPBS jalanan banyak lubang. Di samping kanan-kiri terdapat deretan kebun teh dan pertanian sayur dan buah. Agak menjadi bosan ketika di mobil yang goyang-goyang karena jalan rusak. Tapi..wait.. mata saya terpana melihat yang ada di sebelah kiri mobil : danau! Hmmm.. danaunya cantik banget. Airnya bening dan menjadi hijau karena lumut di dasarnya. Pohon-pohon disekitarnya pun alami. Duh, saya betul-betul terpesona dengan danau Cileunca! Rasanya rugi banget kalau saya orang Indonesia belum kesini.
[caption caption="Indahnya danau Cileunca. Masih alami namun cantik luar biasa"]
[caption caption="Surga yang tersembunyi di Pengalengan"]
Ultra Tour de Farm
Setelah berhenti sebentar untuk memotret danau Cileunca dari dalam mobil, tidak jauh dari situ kami sampai ke UPBS. Dan ternyata UPBS ini berada di sebuah dataran tinggi yang dikelilingi oleh danau Cileunca. Keren banget ya!
Hawa di UPBS dingin dan sejuk. Begitu tiba disana, kami disambut oleh Ibu Maria, Brand Manager UltraMilk, tim liputan Net TV, dan Kepala UPBS. Dengan menaiki bis kembali selama 10 menit kami tiba di peternakan dimana Ultra Tour De Farm dimulai.
Sebelum tour, kami wajib mengganti sepatu kami dengan boot. Berhubung boot yang tersedia ukuran dewasa saja, maka untuk anak-anak dipakaikan cover shoe. Sampai disini, saya langsung ingat kenangan saya sewaktu bekerja di industri farmasi hehe... Baper banget! Hihihi
Setelah siap dengan boot, maka kita mulai berkeliling di peternakan. Tour de Farm ini dipimpin langsung oleh Kepala UPBS. Kami diajak keliling ke seluruh area peternakan. Mulai dari Hospital dan Maternity, milking parlour, dst.
Yang saya dapat dari Ultra Tour de Farm :Â
1. Peternakan UPBS dikelola secara profesional
Maksudnya disini adalah dalam mengelola peternakan, mereka benar-benar didasarkan pada ilmu dan pengetahuan akan ternak, terutama sapi holstein.
Sapi yang ada di UPBS kurang lebih berjumlah 3500 ekor. Awalnya sapi holstein ini didatangkan dari Australia menggunakan pesawat. Kemudian dari Bandara Soekarno-Hatta diangkut melalui darat menggunakan truk.
2. Peternakan UPBS adalah peternakan modern dengan standar internasional
Saya sangat terkejut mendengar penjelasan dari Kepala UPBS, bahwa sistem peternakan disana sudah dikelola dengan baik dan modern.Â
- Semua sapi diberi identitas berupa label nama dan diberi sensor yang terhubung ke komputer. Nama-nama yang diberikan pun lucu-lucu.Â
- Untuk memberi makan sapi-sapi, digunakan mobil yang siap "menuang" pakan secara otomatis. Jumlah pakan yang diberikan diperhitungkan sehingga dipastikan mencukupi kebutuhan pakan sapi.Â
[caption caption="Pakan sapi yang berkualitas sesuai kebutuhan sapi"]
[caption caption="Atas : tangki penampungan susu sapi. Bawah : mobil pengangkut pakan"]
-Untuk anak-anak sapi, pemberian susu menggunakan mesin otomatis yang sudah ditakar jumlah yang harus diminum. Dengan sensor yang diletakkan di telinga sapi, dipastikan anak-anak sapi itu tidak akan kelebihan dan kekurangan minum. Jika anak sapi sudah minum susu, makan ketika kembali ingin minum mesin tidak akan mengeluarkan susu. Susu ini dibuat dari susu bubuk yang sudah ditentukan sendiri formulanya.
[caption caption="Anak sapi ini berumur kurang lebih 3 bulan. Mereka minum susu dengan mesin otomatis."]
-Kebersihan dan kesehatan sapi di UPBS benar-benar diperhatikan. Bahkan kata suami saya yang pernah melihat peternakan sapi di desa Perancis, UPBS ini jauh lebih bersih. Ketika disana, saya tidak melihat lalat dan mencium bau yang tidak sedap. Hanya bau pakan ternak.
-Persilangan dan perkawinan sapi dikelola dengan baik
UPBS mempunyai data base sapi-sapinya. Bukan hanya identitas sapi, tetapi garis keturunan semua sapi juga ada di dalam database. Dengan demikian, sapi-sapi di UPBS ini adalah sapi-sapi bibit unggul. Jadi, kita bisa tahu sapi A ini siapa "mama", "papa", atau "kakek/nenek" hehe
-Terdapat pembagian area yang dikelola dengan baik
[caption caption="Keceriaan Abel selama tour melihat sapi-sapi dari dekat."]
Beberapa area yang kami kunjungi :
1. Maternity Pens
Area ini adalah tempat dimana sapi-sapi melahirkan dan anak-anak sapi yang baru dilahirkan diberi perawatan kesehatan.Â
Â
2. Dry Pregnant Pens
Area ini adalah tempat dimana sapi-sapi yang bunting dirawat. Tempat ini kering karena pada lantainya diberi kapur. Sapi-sapi ini jika buang air besar atau air kecil akan turun ke lantai yang lebih rendah. Mereka benar-benar terlatih.
3. Heifer Pens
Area ini adalah tempat dimana sapi-sapi muda yang belum beranak ditempatkan.Â
4. Lactating Cows
Area ini adalah area dimana anak-anak sapi yang masih berumur bulanan diberi susu dengan mesin otomatis. Mesin ini otomatis akan membuat susu dari susu bubuk dan air yang sudah ditentukan. Anak sapi akan bergantian "mengedot" dari mesin ini.
5. Health Clinic
Area ini bisa disebut "rumah sakit". Jika terdapat sapi yang kurang sehat, maka sapi tersebut akan dipisahkan dan dirawat di tempat ini. Di health clinic ini juga dilakukan perawatan dan pemeliharaan kebersihan sapi. Biasanya dilakukan pemotongan kuku sapi. Hmm... ternyata sapi-sapi juga melakukan manicure dan pedicure!
6. Milking Parlour
Area ini adalah tempat dimana dilakukan pemerahan susu. Pemerahan susu sapi dilakukan secara otomatis dengan Automated Milking Parlour. Sapi-sapi yang akan diperah akan berbaris rapi satu per satu menuju tempat pemerahan susu. Saya katakan rapi, karena sapi-sapi tersebut berbaris sesuai antrian secara teratur, tidak senggol-senggolan ataupun saling mendahului. Secara teratur juga sapi-sapu tersebut menempatkan diri di tempat pemerahan secara urut. Sampai disini, saya terkagum-kagum betapa peternakan ini melatih sapi-sapi secara baik.
Setelah menempati tempatnya, maka petugas akan memasang alat perah ke puting susu sapi. Sebelum dipasang, puting susu tersebut dilap terlebih dahulu dengan tissue. Saya sempat mencoba memasang alat ini. Seru juga! Alat pemerah ini semacam suction pipe dengan ukuran yang sesuai dengan puting. Ketika mesin dihidupkan, makan alat ini dengan mudah dipasang.Â
Pemerahan susu dilakukan selama 10 menit. Dari 10 menit, diperoleh kira-kira 10-15 liter susu. Susu yang diperah ini akan langsung masuk ke dalam pipa dan ditampung pada tangki pendingin. Dengan demikian, proses pemerahan susu ini dikatakan steril dan tidak tersentuh tangan manusia.
Pada saat pemerahan susu, petugas akan memerah satu per satu secara urut. Setelah diperah, sapi-sapi tersebut tetap pada tempatnya. Jika semua sapi sudah diperah, barulah mereka akan berbaris kembali dan secara rapi dan teratur menuju ke kandang. Sapi-sapi ini akan diperah kembali setelah 8 jam.
[caption caption="Sapi-sapi ini berbaris teratur, antri, dan menempatkan diri diri secara rapi sebelum diperah. Dengan pemerahan ini, maka susu langsung masuk ke tangki melalui pipa dan tanpa tersentuh tangan manusia"]
[caption caption="Tempat pemerahan susu "]
3. UPBS adalah peternakan modern yang penuh kasih sayang
Berbeda dengan apa yang saya dengar mengenai peternakan sapi yang kurang beradab, UPBS penuh kasih sayang terhadap sapi-sapi yang ada. Saya mengatakan demikian karena saya melihat sendiri bagaimana kepala UPBS yang menemani kami sangat "care" terhadap sapi-sapi. Bahkan terlihat sekali sapi-sapi di UPBS mengenali beliau. Suatu kali, pada saat kami di Heifer Pens ada sapi yang "marah". Sapi itu beberapa kali seperti berteriak dan berisik. Setelah dielus dan dibilangin "jangan marah", kemudian sapi itu pun tenang. Kepala UPBS tidak segan mengelus sapi-sapi itu.Â
Tour de Farm ini diakhiri dengan memberi minum susu ke bayi sapi. Anak-anak senang sekali. Setelah puas dan capek berkeliling peternakan, kami pun mengakhiri Tour de Farm. Kami kembali ke aula depan untuk mendengarkan presentasi dari ibu Maria Fransiska. Sambil makan siang empal gepuk dilakukan sesi tanya-jawab. Kami pun memanfaatkan kesempatan untuk bertanya mengenai produk UltraMilk. Setelah makan siang, kami pun bersiap kembali ke Jakarta. Anak-anak kami bertambah gembira karena dibagi goodybag yang keren dari UltraMilk. Ohya, ibu Maria juga menjekaskan bahwa Ultra Tour de Farm ini diadakan dalam rangka memperingati hari susu Nusantara yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Untuk liputannya bisa dilihat disini https://youtu.be/_Cb8Cive8
Penutup
Pada saat makan siang, saya sempat ngobrol dengan Bapak Kepala UPBS. Ternyata beliau lulusan fakultas peternakan Unpad. Dan dipilih Pengalengan sebagai tempat peternakan sapi UltraJaya karena sapi perah cocok di tempat dingin atau dataran tinggi. Mendengar cerita beliau, saya jadi mengerti betapa kesempatan untuk menjadikan Indonesia lebih baik itu masih terbuka lebar. Konsumsi susu cair di Indonesia masih rendah. Hal ini tentu saja menjadi peluang bagi peternak sapi perah. Sekaligus peluang juga untuk sarjana peternakan untuk mengaplikasikan ilmunya. Dibanding dengan susu bubuk yang kita impor dari negara lain, lebih sehat jika kita mengkonsumsi susu cair produksi negara kita sendiri. Semoga kedepan sektor peternakan akan ditangani lebih serius oleh pemerintah kita.
[caption caption="Terimakasih Ultra dan Net Mediatama telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti Ultra Tour de Farm"]
Â
Note : Tulisan ini murni pendapat pribadi. Beberapa pendapat adalah subyektif dan berdasarkan pengamatan selama Tour de Farm
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H