"Di dusun kita, ada yang
kurang beres", kata seorangÂ
yang sedang kuincar-incar anak gadisnyaÂ
"Rencana orang-orang pentingÂ
bikin kita terancam sinting.
Janji melipat jarak antara rumah dan mata air.
Semburan kata-katanyaÂ
mengguyur mata kita sampai kuyup, sebabÂ
yang tergulung, toh cuma batang leherÂ
para perawan pulang dari sumur jauh;Â
berjalan menyisakanÂ
tapak-tapak sejarah berkarat
di tanah garam.Â
Maka di hadapan mata lampu surya yangÂ
meredup, kita padami penantian ini.
Jawab bicara mereka denganÂ
tiga belas variasi kentut paling dahsyat!
Supaya mereka juga tahu, kita punyaÂ
pantat suci tanpa air bersih yang cuma ilusi".Â
Malam merentangkan sayapÂ
Dingin pun merayap turun dari atapÂ
ke kaki-kaki jendela. Lelaki setengah tuaÂ
yang mabuk akan janji-janji, tumbangÂ
dalam celotehnya sendiri. Sementara,Â
pikap penjual air minum yangÂ
ditunggu-tunggu tak kunjung tiba.Â
Berjam-jam aku bertamu,
tak secangkir pun kopi disuguhkan.
Gadis yang diincar malu sembunyi ke kamar.
Aku maklum pulang tanpa pamit ke rumah.
Benar-benar, ada yang kurang beresÂ
di dusun kami.
Mekko 2021