berjalan menyisakanÂ
tapak-tapak sejarah berkarat
di tanah garam.Â
Maka di hadapan mata lampu surya yangÂ
meredup, kita padami penantian ini.
Jawab bicara mereka denganÂ
tiga belas variasi kentut paling dahsyat!
Supaya mereka juga tahu, kita punyaÂ
pantat suci tanpa air bersih yang cuma ilusi".Â
Malam merentangkan sayapÂ
Dingin pun merayap turun dari atapÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!