Mohon tunggu...
Malik Fajar
Malik Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lagi suka menulis

Hii, Seorang blogger yang suka menulis hal-hal random di internet. Mungkin tulisannya tidak sebagus dan serapi penulis-penulis lain yang sudah menggeluti dunia penulisan sejak lama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menuju Peresmian, Lahan Pertanian di IKN Semakin Terancam, Bagaimana Nasib Ketahanan Pangan di Kalimantan Timur?

13 Agustus 2024   12:33 Diperbarui: 13 Agustus 2024   12:37 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budidaya padi apung sudah mulai banyak dikembangkan di Indonesia dengan menggunakan rakit sebagai media tanamnya. Rakit yang digunakan berasal dari limbah jerami dan sabut kelapa yang dicampur kompos organik dan ditutup dengan jaring.Rakit sebagai media tanam dapat digunakan hingga 6 kali musim tanam.

Dalam budidaya padi apung agar hasil yang diperoleh lebih maksimal menggunakan metode SRI (System Rice Intensification), yaitu metode untuk meningkatkan produktivitas padi dengan memnfaatkan sumber daya dan mengelola sumber daya alam secara terpadu (Berkelaar, 2001).

Proses penanaman padi apung tidak jauh berberda dengan proses penanaman padi pada umumnya. Benih padi baru dapat dipindahkan ke media tanam (rakit) setelah 10 hari melakukan penyemaian dan mulai pemberian pupuk pada bibit padi.

Proses pemupukan dilakukan sebanyak 10 kali dengan jarak waktu satu minggu. Pupuk yang dipakai berupa PPC (Pupuk Pelengkap Cair) dan MOL (Micro Organism Local) agar tidak membebani rakit layaknya pupuk kompos.

Sistem padi apung jika dikombinasikan dengan beberapa inovasi akan sangat menguntungkan dibandingkan dengan sistem penanaman padi pada umumnya. Sistem padi biasa memiliki biaya produksi yang mahal, tetapi pendapatan yang kecil.

Sementara sistem padi apung, dapat dikombinasikan dengan budidaya ikan, serta dapat melakukan diversifikasi tanaman padi di media tanam yang sama.

Meskipun demikian, para petani masih ragu untuk menerapkan sistem padi apung karena biaya awal yang cukup mahal dan pengetahuan petani yang masih minim terkait sistem padi apung.

Cocok untuk Diterapkan di IKN

Budidaya padi apung sangat cocok diterapkan pada wilayah yang hanya memiliki sedikit lahan kosong. Kawasan IKN sangat cocok untuk pengembangan budidaya padi apung. Karena nantinya IKN akan dibangun banyak infrastruktur yang membuat lahan kosong di sana semakin sedikit.

Media tanam yang digunakan dapat berupa danau, sungai, serta media air lainnya.

Belum lagi, budidaya padi apung lebih ramah lingkungan daripada penanaman padi konvensional. Hal ini selaras dengan tujuan IKN untuk menerapkan energi hijau yang ramah lingkungan.

Melalui pengembangan budidaya padi apung ini, diharapkan mampu mengatasi permasalahan ketahanan pangan di Kalimantan timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun