Dari Queensland mereka menyebar ke utara ke Semenanjung Cape York, dan selatan ke New South Wales. Pada tahun 1980-an mereka masuk Northern Territory. Pada 2005 kodok tebu mencapai tempat bernama Middle Point, di bagian barat Territory, tidak jauh dari Kota Darwin.
Pada tahap awal invasi, kodok tebu maju dengan laju sekitar 10 km per tahunnya. Beberapa decade kemudian, mereka maju dengan laju 20 km per tahun. Setelah sampai Middle Point mereka bergerak maju 50 km per tahun.
Para peneliti menemukan kodok-kodok yang berada di garis depan memiliki kaki yang lebih panjang dari pada kodok yang tetap berada di Queensland.
Kodok tebu bukan hanya memiliki ukuran yang sangat besar, tetapi juga sangat beracun. Mereka akan mengeluarkan lendir putih susu senyawa penghenti jantung. Racun akan bereaksi kepada hewan dan manusia yang memakan kodok tebu, dengan gejala awal mulut berbusa sampai henti jantung.
Kodok tebu menjadi sangat invasif karena di Australia tidak ada spesies kodok beracun. Jadi fauna aslinya tidak mewaspadai akan datangnya kodok tebu.
Kodok tebu menjadi ancaman karena hampir seluruh hewan asli Australia memakannya. Daftar spesies yang jumlahnya jatuh karena makan kodok tebu itu panjang dan beragam.
Di dalamnya ada: buaya air tawar Australia (Crocodylus johnstoni); biawak coklat (Varanus panoptes); kadal lidah biru utara (Tiliqua scincoides intermedia); naga air Australia (Intellagama lesueurii); berbagai ular berbisa dan ular biasa; dan Quoll utara (Dasyurus hallucatus).
Melawan Kodok Tebu
Dalam upaya menghambat kodok tebu, orang Australia telah mencoba berbagai macam cara cerdas dan kurang cerdas. Toadinator adalah jebakan dengan pengeras suara yang membunyikan nyanyian kodok tebu.
Para peneliti dari Universitas Queensland telah mengembangkan umpan untuk memancing kecebong kodok tebu agar dapat dibasmi.Â