Hama menjadi salah satu musuh terbesar para petani yang ingin merasakan hasil panennya. Segala upaya dilakukan untuk membarantas hama yang mengganggu tanaman mereka.Â
Namun, nasib malang dialami oleh para petani di Australia. Awalnya ingin membasmi hama dengan mendatangkan kodok tebu, malah berakhir dengan masalah baru yang merepotkan satu negara.
Kedatangan Kodok Tebu ke Australia
Tebu telah ditanam secara komersial di Australia tepatnya di Queenisland sejak tahun 1860-an. Muncul kekhawatiran dari petani yang merasa hasil panennya terus menurun setiap tahunnya karena kumbang tebu yang terus memakan tanaman mereka.
Kekhawatiran para petani ini sampai ke telinga Pemerintah Queenisland dan pada tahun 1900 didirikan Bureau of Sugar Experiment Stations (BSES) yang bertujuan untuk meneliti tentang hama kumbang tebu dan mencari pembasminya.
Setelah 25 tahun meneliti mengenai hama kumbang tebu dan solusi yang tepat untuk mengatasinya, BSES pada akhirnya membawa kodok tebu ke Australia. BSES yakin kodok tebu adalah solusi untuk mengatasi permasalahan hama di Australia.
Pada tahun 1935, sebanyak seratus dua puluh kodok tebu dibawa dari Honolulu ke stasiun riset di perkebunan tebu di pantai timur laut Australia.
Hanya sekitar seratus satu kodok tebu yang berhasil bertahan hidup dan sampai dengan selamat. Kodok-kodok yang selamat tadi dikembangbiakan kembali, hingga setahun kemudian mereka menghasilkan 1,5 juta lebih telur.Â
Anak-anak kodok yang menetas sengaja dilepas ke sungai dan kolam dekat lokasi perkembangbiakan dengan tujuan awal agar mereka bisa tumbuh dewasa dan mampu mengatasi hama di perkebunan.Â
Invasi Kodok Tebu
Kodok tebu memiliki kemampuan berkembangbiak yang sangat cepat. Selama kurun waktu yang  singkat mereka telah menyebar ke seluruh daratan Australia.Â