Sosok ketiga yang bisa mengambil hati saya untuk mengagumi adalah Mbak Gaganawati Stegmann. Wanita dengan panggilan Mbak Gana ini adalah wanita kelahiran Indonesia yang kini tinggal di Jerman. Negeri di daratan Eropa yang jauh dari negeri kita. Meskipun beliau adalah sosok yang sudah lama bermukim di Jerman, ternyata beliau masih selalu pulang ke Indonesia dan menjadikan dirinya ujung tombak dalam memperkenalkan budayanya di negerinya yang baru.
Selain sebagai Kompasianer, beliau juga seorang penulis yang bukunya  banyak beredar dan menginspirasi banyak orang.
Perkenalan saya awalnya karena beliau begitu mudah emmberikan like dan komentar di setiap tulisan kompasianer, termasuk tulisan-tulisan sederhana saya.Â
Sosok keempat yang juga selalu menjadi sorotan saya adalah pak Bambang Setyawan. Panggilan di media sosial adalah Pak Bambang. Seorang Kompasianer yang aktif dalam kegiatan sosial di daerahnya ini selalu memberikan contoh teladan bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Pak Bambang memang orangnya sederhana, tapi tutur katanya dan sikapnya menunjukkan bahwa beliau adalah sosok yang berwibawa dan sangat menghormati orang-orang di sekitarnya, sama seperti ketiga kompasianer idola saya di atas.Â
Meskipun keempat sosok itu adalah idola saya, hakekatnya semua kompasianer adalah guru, teman, idola serta kawan sejati saya, yang semoga saja bisa menjadikan kehidupannya sebagai contoh untuk bisa saya teladani.
Dari mereka berempat saya selalu belajar menjadi seorang ayah, guru, dan bagaimana menjadi orang tua yang sesungguhnya yang harus selalu menjadi contoh terbaik bagi keluarganya. Selain itu bagaimana kita bisa menjadi bagian integral  masyarakat dunia yang harus mengemban amanah sebagai makhluk sosial yang bermanfaat bagi manusia yang lain.Â
Mohon maaf jika tulisan ini kurang berkenan bagi pembaca sekalian.