Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gapura

13 Agustus 2020   22:18 Diperbarui: 17 Agustus 2020   22:23 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagiku  karangtaruna adalah segala-galanya. Meskipun aku tidak memaksa untuk tetap menjadi ketua, tapi aku berharap mekanisme  organisasi tetap dipegang teguh. Jangan seperti pasar ayam yang gak jelas aturannya.

Beberapa saat hening, nampak peserta sudah bisa memulai proses rapat pagi itu. Meskipun waktu yang seharusnya selesai tepat waktu, harus melambat karena oleh anggota yang membuat ulah.

Kali ini semua permasalahan bisa diselesaikan dengan baik-baik. Kudekati Bejo yang sedari tadi hanya terdiam tak bersuara.

"Jo, maaf kalau saya tadi agak keras padamu. Saya tadi emosi lantaran kerja kita belum selesai, sedangkan target kita dua hari lagi harus rampung. Untung semua teman bisa menerima keputusan bersama." 

Aku ulurkan tanganku. Dan Bejo pun menyambutnya. 

"Aku juga minta maaf, karena tidak mengikuti hasil rapat. Aku menyesal sudah membuat kalian kecewa!" Bejo mengungkapkan penyesalannya.

"Tahu nggak kamu, Jo, aku menjadi ketua karang taruna ini bukan karena keinginanku? Aku nggak ambisi. Bahkan aku menolak untuk dipilih. Tapi kamu tau sendiri, ternyata aku dipercaya sebagai ketuanya. Sedangkan kamu, kamu jangan merasa kalah, toh semua ini hanyalah tugas. Jika kita melakukan dengan ikhlas dan bertanggung jawab, sepertinya permasalah kita gak akan muncul.

 "Sudahlah, gak usah diambil hati. Sebelum kita bubar, kita lanjutkan makan-makan kue dulu. O,ya, kalau kamu mau nambah kopi, silakan nambah di belakang. Semua masih tersedia." 

Kataku mengajaknya untuk menikmati hidangan kembali. Sayangnya Bejo tidak tertarik dan ia pamit untuk pulang. Sedangkan aku kembali duduk dan menyeruput  kopi yang masih tersisa ampasnya.

Tamat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun