Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kerikil Kecil

12 Agustus 2020   21:57 Diperbarui: 13 Agustus 2020   14:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya ingatanku kembali pada sosok wanita di depanku ini. Tanpa sadar aku lupa bahwa aku hendak menuju kompleks pasar Tanah Abang, menemui seorang sahabatku di sana.

"Ya Allah, kamu sekarang sukses? Berapa tahun kita nggak ketemu, sekarang penampilanmu beda." Nampak Yana juga tersenyum padaku.

Tak terasa suasana semakin menyengat, panas siang ini sangat menusuk kepalaku. Aku ajak Yana untuk berteduh sebentar, di sebuah warteg di pinggir jalan. Nampak ramai dengan para pembeli. Di antara mereka ada yang menatap kami dengan pandangan tajam, tapi kebanyakan cuek dan lebih fokus dengan aktifitas masing-masing.

Aku pesan dua botol Sosro. 

"Kamu sudah sukses. Beda sama aku, sampai sekarang hanya sebagai pekerja harian lepas." Keluhku.

"Kamu sudah menikah?" Tanya Yana padaku.

"Alhamdulillah sudah menikah. Meskipun akhirnya kandas gara-gara persoalan kecil." Ceritaku tanpa malu mengutarakan semuanya.

"Maaf, kalau aku membuatmu mengingat masa lalu."

Kutundukkan wajahku. Ku ingin nampak nyaman meskipun dalam keadaan galau. Melihat kehidupanku yang berantakan sedangkan kehidupan Yana yang begitu membanggakanku sebagai sahabatnya.

Kunikmati segarnya teh itu untuk menghapus rasa gundah yang kala itu tiba-tiba lahir. Airnya juga menyegarkan fikiranku yang kalut. 

Kupandangi wajah Yana, sungguh wajahnya membuatku terpana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun