Maukah kamu aku ceritakan siapa aku
Aku adalah anak petani di antara pematang rawa
Di antara gugusan kangkung dan genjer
Di antara lumpur-lumpur yang keleler
Tanah-tanah nan subur meski bertimbun kotoran
Dari kandang-kandang kambing yang tak pernah kering
Yang mencintaiku setulus hati meski baunya kencing
Kencing dari kambing-kambing yang tersenyum di pagi hari
Di depannya sejumput rerumputan hijau siap dimamah biak
Biar hidupnya tegak
Maukah kuceritakan siapa aku
Aku adalah peternak ayam-ayam nan lucu
Setiap hari minumanku susu
Meskipun ayam-ayamku nampak dungu
Aku adalah petani
Tanpa alas kaki ku punguti jerami
Kutumpuk di tegalan agar bertumbuh jamur liar
Meskipun sayangnya jadi istana para tikus yang lapar
Bagaimana aku seharusnya
Tetap menjadi petani, priyayi atau tikus-tikus itu?
Yang setiap hari merusak kebahagiaan petani
Seperti diriku saat ini
Menangis di kala sepi
Meratapi pedihnya kehidupan
Yang tak jua mapan
***