Acapkali orang tua menyalahkan sang guru ketika melihat hasil capaian belajar anak yang negatif atau rendah. Tidak sedikit yang memberikan stempel negatif pula kepada gurunya.Â
Akibatnya, semua kelebihan dan kekurangan anak seperti bias di hadapan orang tua. Bahkan ketika anak-anak lambat dalam belajarnya pun mereka tetap menganggap gurunya tidak mampu mengajar. Padahal memang potensi anak yang terbilang lambat.
Dengan kondisi ini tentu memberikan pemahaman lebih komprehenship bagaimanakah kondisi anak-anak mereka.
Guru tidak selalu disalahkan
Fakta pembelajaran anak di sekolah seringkali diidentikkan raihan prestasi seperti  orang tua inginkan. Bahkan ketika prestasi matematika rendah misalnya, orang tua lagi-lagi tidak memberikan pujian atas nilai bahasa Indonesia yang tinggi. Padahal  keberbakatan masing-masing anak amatlah berbeda, tergantung masing-masing individu.
Nah, ketika berada di rumah, orang tua akan bisa memantau lebih seksama bagaimana bakat anak-anaknya , serta ikut membantu dengan lebih fokus bagaimana membimbing mereka.
Dampak negatifnya
Kejujuran anak sering diabaikan
Ketika mengerjakan tugas, anak-anak diajarkan untuk berfikir secara mandiri maupun berkelompok bersama dengan teman-teman di kelas, yang akan memberikan efek kejujuran anak dalam belajar. Karena guru mengamati bagaimana siswa menyelesaikan tugas-tugasnya.
Sedangkan ketika di rumah, anak-anak begitu mudah mencari jawaban lain di buku atau di internet tanpa terlalu sulit untuk mengingat materi dan melakukan analisis terhadap jawaban yang akan diberikan.
Mereka mudah sekali melihat kunci jawaban di internet tanpa mau berpikir bagaimana menyelesiakannya dengan pengetahuan yang dipahami.