Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serba-serbi di Hari Lebaran ala Saya

20 Juni 2018   23:34 Diperbarui: 21 Juni 2018   06:12 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya agak terusik dengan istilah salam tempel atau uang tempel ketika ingin memberikan sejumlah uang kepada anak-anak. Ada beberapa tulisan yang mengatakan tidak baik memberikan angpau atau salam tempel kepada anak ketika lebaran karena terkesannya mengajarkan mereka untuk mengemis. Padahal di hari raya tersebut adalah momen untuk saling memberi dan berbagi. Bukan masalah memberikan uangnya, namun betapa Islam mengajarkan untuk saling memberi dengan orang lain.

Pemberian uang tersebut adalah murni shadaqah dan memberikan pelajaran untuk saling berbagi. Dan justru pemberian hadiah ini bisa juga sebagai hadiah karena sudah sukses melaksanakan puasa. Dengan pemberian uang tersebut anak-anak semakin bersemangat dalam berpuasa dan mengaji lagi.

Sedangan kami sekeluarga memang meniatkan diri untuk berbagi. Meskipun tidak semua kebagian karena keterbatasan dana, ternyata dengan melibatkan anak-anak dalam memberi hadiah tersebut, anak-anak semakin paham makna saling memberi.

Mulai dari mencari amplop di pasar, kemudian menukarkan uang ke bentuk pecahan yang lebih kecil, memasukkan uangnya ke dalam amplop dan kemudian memberikan kepada anak-anak  ketika berlebaran pun dilakukan oleh anak sendiri. Terharunya lagi karena anak-anak begitu bersemangat untuk berbagi angpau meskipun boleh jadi uang yang dibagi dan dimiliki juga tidak seberapa. Jauh dari milik orang-orang kaya tentunya.

4. Menyuguhkan kue, sirup, dan olahan daging

Bagi yang berkecukupan,jika melihat kue, sirup dan olahan daging sepertinya sudah tidak "nggumun" lagi lantaran mereka sudah terbiasa menyediakannya di rumah. Namun berbeda sekali bagi kalangan sederhana, untuk menikmati sajian di atas tentu amatlah sulit. 

Bisa dibilang setahun sekali itu adalah lumrah karena mereka harus menghitung budget pengeluaran dan penghasilan. Jangankan untuk menikmati kue, sirup dan olahan daging, untuk bisa menikmati sepotong telur rebus saja terasa sulit.

Maka dari itu, bagi saya, momen lebaran adalah saat-saat paling tepat untuk menyediakan itu semua. Ketika uang yang ada masih mencukupi untuk membeli makanan-makanan di atas, maka sudah pasti dibeli dan disuguhkan kepada tamu-tamu yang datang.

Meskipun tidak semua tamu ingin menikmati sajian tersebut,yang pasti masyarakat sudah antusias mempersiapkan pernak-pernik lebaran.  berharap apa yang disuguhkan bisa dinikmati para tamu yang datang.

5. Berkumpulnya keluarga

Pada hari lebaran adalah saat-saat anggota keluarga berkumpul dan bisa melepaskan rindu. Semua saling meminta maaf jika memiliki kesalahan dan kebanyakan yang datang karena ingin bertemu wajah lantaran selama ini menjadi teman komunikasi jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun