Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jurus Nekat Menjadi Koki di Rumah

21 Oktober 2017   19:38 Diperbarui: 21 Oktober 2017   20:04 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pengalaman saya, berkali-kali nonton video tutorial dan artikel cara memaasak pindang, ternyata rasanya tak sesuai di lidah dan tak sesuai selera. Awalnya rasanya keasinan, kurang bumbu, pahit dan pernah pula rasanya gak karu-karuan, alias ngalor-ngidul. Bagaimana nggak galor-ngidul lah wong rasanya kemanisan dan gak jelas rasanya apakah itu pindang, sayur lodeh atau sayur bening gak bisa dibedakan. 

Ada rasa kesal sih, ternyata memasak itu gak gampang. Dalam hati kecil bersyukur punya istri yang doyan masak. Jadi gak tergantung masakan dari warung. Selain kadang gak sesuai selera tentu khawatir dompet kosong sebelum akhir bulan. Namun sebenarnya alasan saya menyukai masakan istri karena konon diolah dengan cinta. Weleh...

Beraneka cara saya lakukan agar masakan enak di lidah. Tapi lagi-lagi guru itu lebih sempurna daripada internet. Percaya atau tidak ya monggo.

Berkali-kali melihat di internet ternyata masih juga gak pas. Jangan-jangan ada bumbu khusus yang tidak disampaikan karena rahasia. Atau memang saya yang telmi jadi gak paham-paham meski sudah dijelaskan? Bisa jadi.

Belajar masak adalah kenikmatan

Bukan dikatakan nikmat dan lezat jika bukan makanan dan hobi bagaimanapun memasak itu mengasyikkan. Jadi tahu beraneka bumbu, cara mengolah dan rahasia tertentu dalam memasak yang kadang kita temukan selama proses belajar.

Boleh saja mengatakan "Apa nggak enak beli saja, Mas? Apa nggak ribet tuh? Benar sekali sih, tapi pengalaman adalah guru yang paling baik. Semakin banyak ilmu dan dan pengalaman mudah-mudahan hidup gak terlalu susah. Coba saja kalau gak pandai memasak, mau berapa duit yang harus dikeluarkam setiap bulan hanya untuk konsumsi. Seperti contoh ketika saya ogah memasak, otomatis kami pun mencari warung makan. Biasanya dengan modal 50 rb bisa makan nasi dengan lauk daging yang bisa dinikmati sekeluarga, eh harus membengkak. Minimal  120-150 ribu untuk makan berlima. Dan itu kurang marem karena gak nambah. Kalau nambah tentu lebih banyak lagi uang yang dikeluarkan.

Gak masalah sih bagi yang super sibuk dan dokunya tebel. Jadi tidak ada waktu lagi untuk repot di dapur. Tinggal order makanan yang diinginkan siap dinikmati.

Kelebihan pria belajar memasak

Menurut masyarakat saat ini bukan jamannya lagi menganggap pria adalah superior. Dalam artian semua pekerjaan dihandel wanita. Karena saat ini karir adalah hak pria dan wanita. Kadang justru sang wanita penghasilannya lebih gede atau kebetulan tidak bisa memasak, maka sang pria mesti membantu kegiatan di dapur.

Tak salah jika semua kegiatan di rumah dikerjakan bersama-sama. Ketika semua dikerjakan  bersama-sama insyaAllah tentu hasilnya menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun