Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Sang Perokok

30 April 2016   05:56 Diperbarui: 30 April 2016   13:12 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia panik, kenapa orang tuanya itu justru tidak menjawab dan malah terebah kembali di sofa itu. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Tubuhnya melemah dan tiba-tiba terdiam.

"Emak, ada apa dengan Bapak, Mak?" Anaknya memanggil-manggil sang ibu sambil memegangi bapaknya.

"Pak, Bapak.................!" Ibunya berteriak-teriak memanggil sang bapak, tangannya menggoyang-goyang tubuhnya tapi tak juga bergerak.

"Bapak kenapa, Nduk?" Tanya sang ibu.

"Nggak tahu, Mak. Tadi bapak bilang kalau dadanya sakit."

Sang ibu mencoba memegang dada suaminya, ia memegang denyut nadi di tangannya, ternyata tidak ada lagi. Ia panik sekali. Keduanya berteriak-teriak memanggill-manggil bapaknya berharap bangun kembali. Tapi usahanya sia-sia lantaran kini orang tuanya itu sudah tidak bernapas lagi. Ia tewas terkena serangan jantung.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiuun." istri dan anaknya mengucapkan kalimat itu, karena mengetahui bapaknya sudah tiada.

"Paaak, Bapaaak, Bangun Pak! Jangan tinggalin kami!" 

Air mata tertumpah, suara meraung-raung lantaran kehilangan sang bapak membuat mereka tak percaya. Ia berharap orang tuanya itu bisa bangun lagi. Tapi sia-sia, semua sudah terlambat.

Baru saja percakapan mereka tentang pak Pardi, ternyata bapaknya justru mengikuti kepulangan tetangganya itu. Entahlah, mereka belum menerima kenyataan ini, mengapa orang tuanya begitu cepat meninggalkan mereka.

End

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun