Padahal, kejahatan pengedar narkoba ini sudah tidak bisa diabaikan lagi. Begitu mudahnya mereka bisa menjadi pengedar narkoba di dalam penjara, menjadi pengguna di ruang-ruang perkantoran, dan anehnya lagi kita terlalu naif dan menganggap penyalahgunaan narkoba adalah kejahatan biasa. Alih-alih merasa seperti pahlawan karena menentang narkoba, karena kita justru menentang eksekusi mati para gembong narkoba.
Kita munafik, merasa sebagai sosok yang paling berkemanusiaan sendiri, meskipun sikap kita itu justru menunjukkan bahwa kita adalah satu bagian dari penyebab dari terbunuhnya generasi muda saat ini. Kita sudah memberikan stempel pada diri kita sebagai pendukung kejahatan. Maka amat wajarlah jika setiap hari ada 50 orang yang terenggut jiwanya akibat obat-obatan yang berbahaya ini.
Dan turut memprihatinkan lagi, narkoba yang biasanya disalahgunakan oleh para selebritis, kini sudah menjalar ke perkampungan dan perdesaan dan menyerang anak-anak tidak berdosa. Warga miskin di daerah pelosok saja bisa mendapatkan barang haram ini dengan amat mudahnya, apalagi di perkotaan.
Mari bergandengan tangan mencegah peredaran narkoba
Jika melihat jatuhnya jutaan korban jiwa akibat narkoba adalah kepedihan, maka sejatinya kita masih memiliki empati yang dalam bagi mereka para korbannya.
Untuk menunjukkan rasa empati kita, tak mesti atau harus harus menjadi anggota BNN misalnya, atau aparat kepolisian sekalipun, akan tetapi dengan melibatkan diri secara aktif dalam pencegahan peredaran narkoba dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terkecil amatlahh dibutuhkan. Menjadikan keluarga sebagai tempat menumpahkan segala rasa dan persoalan di dalamnya akan menjadi awal tercegahnya penggunaan narkoba di dalam masyarakat.
Jika rumah sendiri sudah terhindar dari narkoba, maka dengan rasa kepedulian ada beberapa kiat supaya kita bisa menjadi pelopor pencegahan penyalahgunaan narkoba ini, dengan cara:
1. Menyebarkan pesan-pesan kebaikan untuk tidak menggunakan, memproduksi dan menyebarkan narkoba. Karena sanksinya teramat berat hingga hukuman mati. Yaitu dengan memberikan penyuluhan baik di sekolah bagi para gurunya, di lingkungan masyarakat bagi tokoh masyarkat, para ulama, pendeta, pastur dan tokoh agama terhadap apra jamaah atau pengikutnya, dan bagi aparatur negara lainnya bagi pemimpin institusi tentang bahaya narkoba dan dampaknya bagi nyawa penggunanya.Â
2. Memberikan informasi kepada aparat penegak hukum terkait aktifitas peredaran narkoba agar semua pelaku penyebaran dapat ditangkap dan diadili dengan seadil-adilnya.
3. Melakukan koordinasi dengan aparat desa / keluarahan ke atas dengan aparat kepolisian terkait rencana kerja penyebaran misi menolak narkoba.Â
4. Menjadi teladan atau contoh untuk tidak menggunakan narkoba, karena dengan menjadi teladan, maka generasi selanjutnya akan mendapatkan teladan yang baik dari para pendahulunya.