Sungguh ketika sang pujangga bebicara
kata-katanya seolah-olah untaian sutra pancarkan pesona
indah nian selimuti duka nestapa berkalang noda
tak habis pikir rendahnya prilaku curi pundi-pundi sang papa
Â
Dialah sang pujangga penebar pesona
senyum ramah dan uang berlimpah-limpah
demi suara sekarung menangkan laga
sebar sana sebar sini seakan-akan siap membeli tahta
Â
Kasihan sang papa cuma berharap cahaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!