Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Gabah Mahal, Berkah Bagi Petani atau Pembeli?

22 Agustus 2015   16:26 Diperbarui: 6 September 2015   04:23 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Musim Kemarau Tiba, Saatnya Petani Sulit Mendapatkan Pasokan Air

Bantuan pemerintah berupa sumur bor pun ternyata belum bisa mengentaskan persoalan kekeringan di sawah petani. Seperti di Lampung, ketersediaan sumur bor sejatinya sudah merata karena memang hampir di setiap desa bahkan RW sudah disiapkan sumur bor untuk mengatasi kekeringan.

Tapi ternyata setelah diusut, keberadaan sumur bor tersebut juga tidak bisa mewakili kebutuhan petani. Mereka tetap saja berebut air irigasi lantaran debit air sumur bor sangat kecil. Hal ini juga dikeluhkan oleh warga RW 04 ketika bersilaturrahmi di rumah beliau.

Saya awalnya optimis lantaran dengan keberadaan sumur bor itu bisa menanggulangi persoalan air, tapi setelah ditanya jawabnya keberadaan sumur bor tidak membantu lantaran untuk mencukupi kebutuhan air seperempat hektar saja menunggu semalam suntuk tidak juga penuh, apalagi harus puluhan hektar, tentu sama saja disebut pekerjaan yang sia-sia.

Belum lagi sumur bor tersebut membutuhkan minyak untuk menghidupkan genset. Dalam semalam jika dihitung tentu membutuhkan puluhan liter yang tak mungkin dapat dipenuhi lantaran petani akan semakin merugi.

Maka, sampai sejauh ini, keberadaan sumur bor tersebut tetap saja "ngangkrak" tak digunakan lantaran tak sesuai modal dengan hasil yang akan didapatkan.

Karena sulitnya mendapatkan air, otomatis perolehan padi petani juga turut berkurang lantaran padi merupakan jenis tanaman yang tidak boleh mengalami keterlambatan pasokan air. Jika itu terjadi maka sudah dapat dipastikan padi akan mengalami gagal panen (puso) dan petani akan gigit jari.Semoga saja, pemerintah semakin tanggap terkait persoalan petani, karena dari merekalah kebutuhan dasar masyarakat Indonesia dari sektor bahan makanan pokok dapat dipenuhi. Tak harus bergantung pada sektor import jika para petani bisa menjadi andalan pemenuhan kebutuhan pangan khususnya beras di dalam negeri. Salam

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun