Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Ketidakterbukaan Memicu Persoalan Rumah Tangga

21 Agustus 2014   04:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika suami istri tidak saling terbuka terkait persoalan tersebut, maka keduanya akan saling menyalahkan dan munculnya letupan-letupan emosi yang dapat memicu retaknya hubungan rumah tangga.

Bahkan baru-baru ini, seorang istri ditinggal menikah suaminya (awalnya suami berselingkuh) lantaran istrinya melahirkan anak cacat. Suami tidak bisa menerima keadaan anaknya. Dan keduanya tidak terlibat komunikasi yang baik bagaimana mengatasi persoalan anak mereka.

Dampaknya, suaminya pun terlibat affair dengan wanita lain, dan menceraikan istrinya lantaran sudah terjebak pada perselingkuhan. Sebuah persoalan yang rumit dan menjadi bertambah rumit. Sang istri harus tinggal sendirian tanpa suami sedangka ia harus mencari penghasilan guna mencukupi kebutuhan rumah tangganya dan merawat anaknya yang terlahir dalam kondisi cacat tersebut.

Problema rumah tangga yang juga membuat miris, lantaran kurang adanya sifat keterbukaan dan saling mencari solusi atas apa yang terjadi.

Keempat persoalan di atas hakekatnya belum sepenuhnya mewakili persoalan lain yang dialami oleh semua keluarga. Lantaran akan berbeda keadaannya satu keluarga dengan yang lainnya.

Akan tetapi paling tidak keempat hal itulah yang menjadi awal persoalan jika keterbukaan tidak terbentuk di antara pasangan suami-istri. Karena hakekatnya suami dan istri ibarat satu tubuh yang harus saling mengisi satu sama lain dan tentu saja saling mencukupi setiap kekurangan yang ada pada mereka.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun