Menurut beberapa pakar sexologi, keterbukaan menjadi amat penting dalam menjalin hubungan rumah tangga, lebih khusus pada persoalan hubungan intim. Sebaik apapun rupa suami atau istri, dan sekaya apapun keduanya maka tidak akan berarti apa-apa jika persoalan seksual tidak sesuai dengan yang diinginkan. Padahal segalanya dapat dicarikan solusinya asal keduanya mau saling berbagi dan menyampaikan hal-hal yang dipandang perlu agar keduanya mencapai kepuasan.
Dapat kita lihat, suami istri yang terlihat kaya raya, ternyata sang pria harus berselingkuh, dan baru-baru ini lebih parah lagi di Palembang, perempuan-perempuan terlibat pada arisan brondong. Tujuannya hanya satu ingin memperoleh kepuasan seksual.
Sebuah solusi yang keliru, karena diawali dari ketidak terbukaan dari masing-masing pasangan tersebut.
3. Persoalan Perhatian
Ada satu keluarga yang juga mengalami persoalan rumah tangga lantaran sang suami atau istri kurang mendapatkan perhatian. Sebut saja Tn. Doni dan Ny. Santi. Tn Doni adalah seorang pengusaha sedangkan Ny. Santi adalah seorang guru. Tn Doni dan Ny Santi sama-sama memiliki kesibukan.
Karena kesibukan istri, ia pun mengangkat seorang pembantu agar menyelesaikan segala hal yang berhubungan dengan persoalan dapur, dan hal sepele misalnya membuat teh manis.
Dampaknya, Tn Doni merasa kegiatan sehari-hari khususnya di pagi hari kurang diperhatikan istrinya lantaran istrinya seorang pegawai negeri. Setiap berangka tugas, istrinya kurang memperhatikan suaminya. Ia hanya memikirkan bagaimana dapat bertugas dengan tepat waktu. Sedangkan sang suami kurang terlayani, misalnya persoalan selera masakan, dan kebutuhan lain di pagi hari.
Karena merasa tak begitu diperhatikan, dan sayangnya sang suami tak menceritakan apa yang menjadi keluhannya kepada istrinya. Dan si istripun kurang sekali melakukan pembicaraan dengan suami lantaran kesibukan masing-masing.
Akibatnya sudah dapat ditebak, suaminya mencintai wanita lain. Meskipun tidak berselingkuh, dengan pernikahan yang kedua menimbulkan persoalan baru dalam rumah tangga mereka. Rasa cinta yang dahulu sempat dibangun pasca pernikahan, harus terkoyak karena kurangnya perhatian istri dan pernikahan suami yang kedua.
4. Persoalan anak-anak
Selain kedua persoalan ini, persoalan anaklah yang juga banyak memicu perceraian. Terutama jika mereka dikaruniai oleh Tuhan anak yang tidak sempurna misalnya "maaf" catat fisik.