Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Sosialisasi 3 M Plus dan Pembagian Bubuk Abate Gratis

31 Desember 2014   14:27 Diperbarui: 5 April 2016   16:34 1918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar kendali pemerintah daerah dalam pembagian bubuk abate yang sejatinya dilakukan secara gratis, ternyata sebagian oknum yang mengaku dari dinas terkait melakukan aksi jual beli bubuk ini ke pada beberapa masyarakat. Seperti keterangan korban yang menyampaikan kepada saya baru-baru ini. Pelaku yang berpakaian ala pegawai negeri dengan seragam PNS ini memaksa masuk ke instansi dan rumah-rumah penduduk dengan menawarkan bubuk abate. Sontak saja, masyarakat yang sudah mengerti bahwa pembagian bubuk abate dilakukan secara gratis mereka langsung menolaknya dan melaporkan pada pihak berwajib.

Meskipun demikian, ada pula beberapa masyarakat yang terpaksa membeli lantaran penjualnya setengah memaksa dengan harga Rp 5.000 perbungkus. Masyarakat yang menjadi korban rata-rata karena tingkat pengetahuan akan program pemerintah daerah masih kurang ditambah karena ketakutan lantaran mendapatkan ancaman dari penjualnya.

Saya sendiri pernah menerima tamu yang tiba-tiba menawarkan bubuk abate tapi saya tolak lantaran beberapa korban mengakui bahwa bubuk yang dijual ternyata palsu. Tidak hanya di rumah-rumah penduduk, di beberapa sekolah ternyata tidak lepas dari upaya penipuan dari oknum yang mengaku dari dinas kesehatan ini.

Adanya ulah para penipu dan pemaksa ini, hakekatnya sudah merusak ketenangan masyarakat kota Metro, selain itu mereka justru merusak upaya pemerintah dalam memberantas penyebaran nyamuk demam berdarah akibat ulah konyol yang mereka lakukan. Sampai tulisan ini dibuat belum ada satupun penipu yang tertangkap.

Sebagai langkah pencegahan penyebaran wabah demam berdarah, selain secara mandiri masyarakat melakukannya di rumah masing-masing, semestinya kegiatan gotong-royong dan melibatkan seluruh elemen masyarakat kembali digiatkan. Tentu agar program pencegahan dapat dilakukan secara menyeluruh dan masyarakat benar-benar memahami dan menyadari bahwa DBD adalah penyakit yang harus diwaspadai dan ditakuti lantaran sudah merenggut korban jiwa yang tidak sedikit.

Salam

Metro, 31/12/2014

Gambar disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun