Di luar kendali pemerintah daerah dalam pembagian bubuk abate yang sejatinya dilakukan secara gratis, ternyata sebagian oknum yang mengaku dari dinas terkait melakukan aksi jual beli bubuk ini ke pada beberapa masyarakat. Seperti keterangan korban yang menyampaikan kepada saya baru-baru ini. Pelaku yang berpakaian ala pegawai negeri dengan seragam PNS ini memaksa masuk ke instansi dan rumah-rumah penduduk dengan menawarkan bubuk abate. Sontak saja, masyarakat yang sudah mengerti bahwa pembagian bubuk abate dilakukan secara gratis mereka langsung menolaknya dan melaporkan pada pihak berwajib.
Meskipun demikian, ada pula beberapa masyarakat yang terpaksa membeli lantaran penjualnya setengah memaksa dengan harga Rp 5.000 perbungkus. Masyarakat yang menjadi korban rata-rata karena tingkat pengetahuan akan program pemerintah daerah masih kurang ditambah karena ketakutan lantaran mendapatkan ancaman dari penjualnya.
Saya sendiri pernah menerima tamu yang tiba-tiba menawarkan bubuk abate tapi saya tolak lantaran beberapa korban mengakui bahwa bubuk yang dijual ternyata palsu. Tidak hanya di rumah-rumah penduduk, di beberapa sekolah ternyata tidak lepas dari upaya penipuan dari oknum yang mengaku dari dinas kesehatan ini.
Adanya ulah para penipu dan pemaksa ini, hakekatnya sudah merusak ketenangan masyarakat kota Metro, selain itu mereka justru merusak upaya pemerintah dalam memberantas penyebaran nyamuk demam berdarah akibat ulah konyol yang mereka lakukan. Sampai tulisan ini dibuat belum ada satupun penipu yang tertangkap.
Sebagai langkah pencegahan penyebaran wabah demam berdarah, selain secara mandiri masyarakat melakukannya di rumah masing-masing, semestinya kegiatan gotong-royong dan melibatkan seluruh elemen masyarakat kembali digiatkan. Tentu agar program pencegahan dapat dilakukan secara menyeluruh dan masyarakat benar-benar memahami dan menyadari bahwa DBD adalah penyakit yang harus diwaspadai dan ditakuti lantaran sudah merenggut korban jiwa yang tidak sedikit.
Salam
Metro, 31/12/2014
Gambar disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H