Mari kita pikir sejenak sebagai bagian dari organisasi gerakan yang berpihak pada rakyat; ketika berbicara tentang memberi makan, terbersitkah di benak kita bahwa mereka adalah manusia yang pada hakikatnya membutuhkan makan, bukan sebagai suatu komoditas yang barangkali bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai kepentingan? Masih terbersitkah di benak kita bahwa kita memberi mereka tempat tinggal sebagai manusia yang memang membutuhkan perlindungan, bukan sebagai suatu unsur yang mampu menguatkan barisan kita terhadap suatu jabatan organisasi?
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menjawab kedua pertanyaan di atas. Jika kita sanggup menjawabnya dengan seruan, "Ya!" dalam waktu singkat, maka saya yakin kita belum benar-benar menilik isi hati kita yang sedalam-dalamnya. Jika kita diam, maka biarlah ucapan "Saya memberi mereka makan, tanpa iming-iming mereka adalah komoditas," itu merasuk dalam benak kita, menjadi suatu renungan yang barangkali akan menuntun kita kepada organisasi yang berbasis sosialis-sejati; tidak ada kepentingan. Tidak ada saling menjatuhkan. Semua saling memberi; di mana yang berkecukupan memberi yang kekurangan, pun yang kekurangan memberi apa yang si berkecukupan tak punya.
Bila boleh saya menghembuskan nafas panjang, maka saat ini saya sedang menghembuskan nafas panjang, meskipun tak sampai lega. Seingin-inginnya saya ingin terbang sebagai sang elang; sendirian dan bebas-sebebasnya!
25 Agustus 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H