Mohon tunggu...
Maksimus Masan Kian
Maksimus Masan Kian Mohon Tunggu... Guru - Guru Kampung

Pria

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Geliat Pembangunan di Pelosok Tanjung Bunga

6 Februari 2019   18:18 Diperbarui: 7 Februari 2019   10:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan rusak di Kecamatan Tanjung Bunga sebelum diperbaiki. Dokumen pribadi

Kondisi jalan rusak di Kecamatan Tanjung Bunga, sebelum diperbaiki. Dokumen pribadi
Kondisi jalan rusak di Kecamatan Tanjung Bunga, sebelum diperbaiki. Dokumen pribadi
Amber Kabelan, Guru Bahasa Inggris pada SMPN Satap Riangpuho, adalah orang yang pertama kali menghantar saya ke sana, tepatnya ditanggal 18 Agustus 2014. 

Malam sebelum ke Riangpuho, kami sudah sepakat untuk berangkat pagi-pagi buta dari Kota Larantuka. Selain jaraknya yang jauh atau kurang lebih 54,8Km, kondisi jalan yang rusak menjadi catatan khusus sahabat saya Amber Kabelen untuk harus konsisten dengan waktu. "Kalau kita lari cepat, bisa 3 jam, tetapi jika pelan, waktu tempuh kita bisa 4 jam", kata Amber kala itu.

Publikasi tentang kerusakan jalan di Kecamatan Tanjung Bunga. Sumber foto: Pos Kupang
Publikasi tentang kerusakan jalan di Kecamatan Tanjung Bunga. Sumber foto: Pos Kupang
Tepat pukul 05.00 Wita, kami keluar dari Kota Larantuka. Motor GL Pro milik Amber Kabelen mampu menghantar kami tiba di Riangpuho, Desa Waibao, tepat pukul 08.00 Wita dengan selamat. Hari itu menjadi hari pertama menginjakan kaki di Riangpuho. Pengalaman yang menarik dan menantang.

Hari pertama di Riangpuho, bertemu dengan teman-teman guru di Riangpuho, juga warga di Riangpuho, saya langsung "mengeluh". Mengeluh soal jalan yang rusak yang kami lewati pagi tadi. Bagaimana tidak, kondisi jalan mulai dari Waimana 1 Desa Watotutu, Waimana II Halakodanuan (Kecamatan Ile Mandiri), Dusun Welo, Desa Painapang hingga sampai ke Cabang menuju ke Balukherin (Kecamatan Lewolema) kondisinya rusak berat.

Lubang menganga di sepanjang jalan.Pecahan aspal, tumpukan batu dan kerikil bertebaran disisi kiri dan kanan jalan. Genangan air bak kolam tidak dapat dihindari.

Publikasi di Media Online Weeklyline.net. Sumber foto: Weeklyline.net
Publikasi di Media Online Weeklyline.net. Sumber foto: Weeklyline.net
Tidak sampai di situ saja, setelah kita dimanjakan dengan ruas jalan hotmiks, dari Cabang Desa Kolaka ke Waiklibang, selanjutnya pengendara harus bersabar melewati jalan berbatu bekas aspal yang tercungkil, rusak berantakan. Dan
Parahnya lagi, setelah melewati Ebak Desa Bandona, satu titik aspalpun tidak ditemukan. Hanya ada tanah dan batu. Kondisi jalan ini bertahan sampai ke Riangpuho.

fb-img-1549510753539-5c5ba8a6ab12ae6003560d02.jpg
fb-img-1549510753539-5c5ba8a6ab12ae6003560d02.jpg
Anak-anak Riangpuho berhamburan ke jalan menonton alat berat saat masuk ke kampung Riangpuho, melakukan pembangunan jalan. Dokumen pribadi.

Tidak hanya itu, Perusahan Listrik Negara (PLN), yang mesti dicicipi oleh seluruh rakyat Indonesia,, sepertinya ada pengecualian untuk warga Tanjung Bunga. Mulai dari Ebak Desa Bandona seterusnya, ke Tanjung Bunga Barat, dan Utara, PLN tidak dikenal.

Air....? Kami termasuk mengalami kondisi sulit di mana sebelum ke sekolah, harus mandi dulu di kali.Untuk minum, harus ambil di kali. 

Sumber air yang kami manfaatkan saat itu adalah di Kali Hera, Desa Bahinga. Kurang lebih 3km dari Desa Waibao. Gambaran kondisi inilah,  Tanjung bunga pada ditahun itu, disebut sebagai wilayah yang terlupakan. 

Kami tidak kalah dengan kondisi ini. Bermodalkan handphone,  kami memotret dan memosting di Facebook, kondisi keterbatasan yang kami alami di Kecamatan Tanjung Bunga. Tentang jalan, listrik dan air. Ini kami lakukan disetiap akhir pekan saat berkunjung ke Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun