Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penipu

7 Desember 2022   20:39 Diperbarui: 9 Desember 2022   04:59 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang kau itu penipu

Sudah banyak korban yang kau campakkan

Dulu aku hampir saja menjadi salah satunya

Baca juga: Rindu Para Pecinta

Beruntung aku diselamatkan oleh malaikat tak bersayap

Iman siapa yang kuat, berpaling dari kata-kata manis seperti sihir yang menghipnotis

Setiap aksara yang keluar dari mulutmu terbungkus seperti bualan cukong

Mereka yang termakan rayuan mautmu akhirnya benar-benar jatuh ke dalam jurang nestapa

Setelah itu kau tinggalkan mereka tanpa beban dan dosa

Kau duduk di atas singgasana kepalsuan dengan sombong

Matamu melotot tajam seolah kau yang teraniaya

Bibirmu menyeringai seakan meratapi kehilangan

Dahimu mengkerut seolah kenyang dengan penderitaan

Dan kaupun tertawa, bernyanyi di atas dukanya

Seakan kau tak memiliki hati untuk bisa sedikit merasakan kesedihannya

Hei... ternyata aku lupa, sudah bertanya kepada seorang penipu apakah dia punya hati?

Jika kau punya hati mungkin tak sesatan itu perilakumu

Hai... kau penipu!

ya, kau!

Mengapa kau menoleh kebelakang?

Apakah kebiasaanmu selalu berpaling?

Apakah saya salah menuduhmu kalau hatimu terbuat dari batu?

Jika Tuhan memang memberimu mata, lihat semua akibat dari dosamu!

Bisakah kau mendengar rintihan sukma yang menyayat setiap detik

Wahai kau para penipu

Kapankah kau menyadarinya bahwa kau adalah penipu

Yang akibat dari sepak terjangmu adalah nestapa

Jika kau tahu ketika mereka berdoa untukmu

Maka bumi akan ikut runtuh menimpamu

Tapi mereka sadar mereka bukanlah dirimu

Semoga kau cepat sadar

Wahai penipu.

Rabu, 7 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun