Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penipu

7 Desember 2022   20:39 Diperbarui: 9 Desember 2022   04:59 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibirmu menyeringai seakan meratapi kehilangan

Dahimu mengkerut seolah kenyang dengan penderitaan

Dan kaupun tertawa, bernyanyi di atas dukanya

Seakan kau tak memiliki hati untuk bisa sedikit merasakan kesedihannya

Hei... ternyata aku lupa, sudah bertanya kepada seorang penipu apakah dia punya hati?

Jika kau punya hati mungkin tak sesatan itu perilakumu

Hai... kau penipu!

ya, kau!

Mengapa kau menoleh kebelakang?

Apakah kebiasaanmu selalu berpaling?

Apakah saya salah menuduhmu kalau hatimu terbuat dari batu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun