Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengungkapan Teknologi J-35 Berbasis Kapal Induk oleh Pemerhati Alutsista (1)

8 Maret 2024   17:43 Diperbarui: 8 Maret 2024   17:47 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki mesin bertenaga saja tidak cukup. Juga perlu menurunkan bobot badan untuk tubuh (pesawat) "dalam berjuang menurunkan bobot pesawat untuk setiap gram berat badan yang dihemat. Satu gram lebih berat dari emas. (Fighting for every gram of weight saved. One gram weight more than gold)" Demikianlah pepatah bijak dari bidang desain pesawat terbang.

Rahasia pengurangan bobot J-35 terletak pada manufaktur aditif yaitu pencetakan 3D. Mencapai manufaktur komponen skala besar dan topologi. Menjadikan Tiongkok satu-satunya negara yang mewujudkan penerapan komponen manufaktur aditif dalam skala besar pada pesawat terbang.

Shenyang Aircraft Cooporation mengusulkan metode desain/manufaktur terintegrasi untuk bagian integral rangka-spar yang diperkuat paduan aluminium. Dipilih pelat tebal yang sudah diregangkan (ditarik) dari aluminium alloy (paduan aluminium). Pelepasan simetris melalui tegangan sisa.

Mencapai kontrol yang efektif terhadap deformasi lengkungan keseluruhan dari balok-bingkai dengan rasio kerampingan yang besar

Seperti kita ketahui, sayap pesawat tradisional biasanya terpisah dari badan pesawat. Penggunaan sambungan yang kuat, massa yang besar, dan konsentrasi tegangan merupakan bagian penting dari keseluruhan alat berat yang memerlukan paduan titanium  (titanium alloy) atau baja berkekuatan tinggi untuk menjamin keselamatan.

Struktur keseluruhan badan sayap yang diproduksi secara aditif tanpa sambungan permukaan pemisah yang dirancang memiliki jumlah bagian setengah dari struktur gabungan rangka-balok paduan titanium tradisional.

Sehingga bobotnya menjadi berkurang lebih dari 1/3, tinggi pangkal sayap berkurang 1/4, dan efisiensi produksi meningkat lebih dari 10 kali lipat.

Untuk mencapai pengurangan bobot, pesawat tempur tradisional menggunakan sejumlah besar struktur berdinding tipis, yang mengakibatkan pemrosesan yang sulit dan kecepatan produksi yang lambat.

Saat ini, desain dengan berbantuan komputer dan teknologi pencetakan 3D digabungkan, dapat mencetak struktur rumit sesuka yang kita mau

J-35 juga menggunakan teknologi pencetakan 3D untuk membuat tangga naik ke pesawat yang ringan. Tangga naik ke pesawat yang terpasang ini mengurangi penggunaan ruang dek kapal induk oleh pesawat berbasis kapal induk. Sehingga menjadi peningkatan efisiensi dan keselamatan kerja.

Perkembangan desain aerodinamis pesawat tempur berbasis kapal induk dibarengi dengan kebutuhan tempur superioritas udara armada dan kemajuan teknologi aerodinamis di berbagai periode.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun