Di masa lalu, untuk mencapai fungsi lepas landas dan mendarat vertikal, sistem pengangkat ke depan pesawat tempur selalu akan menjadi beban bobot mati secara struktural selama penerbangan datar, dan juga menempati/memakan sejumlah besar ruang berharga, yang sangat mempengaruhi kinerja penerbangan pesawat tempur dan menyebabkan persaingan antara pesawat tempur VTOL, mengalami kerugian kekuatan yang parah.
Jadi adakah desain yang lebih baik yang dapat mencegah sistem pengangkatan lepas landas dan pendaratan vertikal dengan menghindari beban mati struktural?
China Chengdu Aircraft Corporation (Chng Fei) memberikan jawaban positif, fakta membuktikan bahwa orang Tiongkok tidak hanya pandai meniru, tetapi juga memiliki orisinalitas yang baik.
Pada akhir Desember tahun yang batu lalu, Departemen Paten Nasional secara resmi mengumumkan paten desain pesawat tempur lepas landas dan pendaratan vertikal yang diajukan oleh China Chengdu Aircraft Corporation. Desain pesawat tempur VTOL baru ini sangat pintar/smart dan mengadopsi mesin ganda dengan tata letak tandem, dan lubang udara mesin depan dipasang di bagian belakang pesawat tempur.
Aliran udara yang disalurkan dialirkan ke bagian depan kedua sisi sayap utama pesawat melalui pipa. Saluran masuk mesin belakang berada di bawah kokpit pesawat tempur. Tiga- bantalan nosel berputar dipasang di bagian ekor. Pada saat lepas landas vertikal, mesin depan diarahkan ke 2 sisi sayap utama. Aliran ekor dan mesin yang dipasang di belakang menggunakan nosel ekor yang melengkung ke bawah untuk bersama-sama menghasilkan tenaga.
Selama penerbangan datar, mesin depan diarahkan ke dua nozel sayap utama untuk mengatur arah, mengubah semburan mengarah mendatar menjadi tenaga dorongan  horizontal. Dengan cara ini, aliran suhu tinggi yang dikeluarkan dari mesin depan dirancang agar menjauhi saluran masuk mesin belakang, sehingga tidak mempengaruhi mesin belakang, yang membuat mesin beroperasi normal.
Setidaknya ada empat manfaat dari desain ini:
Pertama, tidak akan menjadi beban mati struktur, selama penerbangan datar, mesin depan juga akan menghasilkan gaya dan tidak akan menjadi beban mati. Meskipun draft tube yang melengkung akan menyebabkan sedikit penurunan gaya dorong efektif dibandingkan dengan desain sistem tenaga pesawat tempur VTOL yang ada sebelumnya(pada pesawat buatan AS dan Barat), namun nilainya dapat diabaikan.
Kedua, tata letak tandem bermesin ganda kondusif untuk mengurangi penampang pesawat ke arah angin. Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar penampang pesawat ke arah angin, semakin besar hambatan udara yang akan dialami pesawat. Kemudian penampang arah angin dari pesawat dengan tata letak tandem bermesin ganda secara alami lebih kecil dibandingkan dengan pesawat dengan tata letak paralel bermesin ganda. Selama penerbangan subsonik, hambatan terbang dari pesawat dengan tata letak tandem bermesin ganda adalah secara alami lebih kecil dari pesawat dengan tata letak paralel bermesin ganda.
Ketiga, meningkatkan ketahanan (menghindari) untuk crash pada pesawat tempur. Selama mesin depan dan mesin belakang tidak berhenti secara bersamaan, pesawat tempur vertikal dengan tata letak tandem ini tidak akan kehilangan tenaga sepenuhnya dan dengan satu mesin memnungkinan pesawat masih dapat terbang kembali ke salah satu pangkalan. Ketahanan terhadap crash dan tidak ada bedanya dengan pesawat tempur bermesin ganda biasa, jauh lebih tinggi dari pesawat tempur bermesin tunggal seperti F-35B.
