Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dunia Sedang Berlomba Menguasai Teknologi Tenaga Surya Terefisien

17 Januari 2024   15:26 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:50 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, Sanyo segera mengajukan paten. Selain itu, selama masa perlindungan paten, tidak mau bekerja sama dengan perusahaan lain dan menolak memberikan izin kepada pihak lain untuk melakukan penelitian dan produksi, sehingga mengakibatkan lambatnya kemajuan teknologi dan tingginya biaya.

Pada tahun 1990-an, mereka sempat melampaui sel silikon amorf dan menjadi arus utama di pasar.

Teknologi produksi silikon polikristalin sebenarnya muncul sangat awal. Pada tahun 1955, Siemens Jerman menemukan metode Siemens, sebuah metode produksi industri untuk bahan silikon polikristalin. 

Namun, metode Siemens awal ini memiliki efisiensi produksi yang rendah, terdapat banyak zat beracun pada produk sampingannya, dan masalah lainnya. Skala produksinya sangat terbatas.

Hingga penemuan komputer pribadi pertama pada tahun 1973, industri semikonduktor di Eropa dan Amerika mulai berkembang pesat, dan permintaan polisilikon (polysilicon) terus meningkat. Negara-negara Barat melakukan serangkaian perbaikan besar pada metode Siemens, yang sangat mengurangi emisi polusi dan biaya produksi.

Alhasil, tujuh pabrikan besar seperti Hemlock di AS, Wacker di Jerman, dan Mitsubishi di Jepang memonopoli produksi polisilikon.

Karena keterbelakangan industri semikonduktor, produksi polisilikon Tiongkok hampir kosong hingga tahun 2007. Oleh karena itu, Industri fotovoltaik Tiongkok juga harus membayar banyak biaya kuliah.

Pada awal abad ke-21, seiring dengan semakin populernya konsep perlindungan lingkungan, Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa skala pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik global akan meningkat puluhan ribu kali lipat dalam 20 tahun.

Siapa pun yang dapat menduduki posisi tertinggi di bidang fotovoltaik akan mengendalikan industri dan ekonomi masa depan.

Maka pada tahun 2004, Jerman merevisi Undang-Undang Energi Terbarukan dan meluncurkan rencana subsidi fotovoltaik berskala besar, yang menetapkan bahwa perusahaan yang menggunakan pembangkit listrik fotovoltaik akan menerima subsidi sebesar 40-50 sen euro untuk setiap kilowatt-jam(KWH) listrik yang dihasilkan.

Dengan demikian Jerman telah menjadi pasar fotovoltaik terbesar di dunia, menguasai lebih dari 80% pangsa global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun