Bagi mereka, tidak ada keuntungan politik, yang ada hanya tidak ada keuntungan ekonomi. Oleh karena itu, dalam situasi ini, kita bisa melihat Kanselir Jerman mengunjungi Tiongkok tahun lalu, kemudian membawa sekelompok pengusaha ke Tiongkok agar dapat terus menjaga hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok.
Presiden Perancis juga mengunjungi Tiongkok pada tahun yang baru lalu dan juga membawa sejumlah besar pengusaha Perancis ke Tiongkok, karena perusahaan-perusahaan ini tidak dapat hidup tanpa pasar Tiongkok.
Pada saat yang sama, Presiden Uni Eropa ikut bersama rombongan Presden Prancis Marcon juga datang ke Tiongkok. Setelah kunjungannya selama 2 minggu tidak mengetwitt apa pun tentang kunjungnnya, sedang biasanya seperti apa yang sering dilakukan Donald Trump dulu, sering kali berbagi pikirannya kepada konstituennya
Hal ini mungkin dia merenung, karena dulu dia selalu mendukung kebijakan AS dan yakin akan dapat membendung Tiongkok. Dua minggu kemudian, dia ketika menghadiri Konferensi Impian Eropa (European Dream Club) untuk menyampaikan pidato.
Dalam pidato tersebut, pertama-tama dia harus mengakui pertumbuhan ekonomi Tiongkok. yang telah dibawanya setelah reformasi dan keterbukaan. Pertumbuhan, penghapusan kemiskinan, peningkatan kebahagiaan masyarakat Tiongkok, dan peningkatan kesejahteraan akan memberikan kontribusi yang besar bagi negara lain melalui perdagangan, juga akan memberikan kontribusi yang besar bagi negara lain.
Dia juga berpendapat bahwa tidak realistis untuk mengatakan bahwa suatu mimpi tertentu adalah memisahkan diri dari Tiongkok, karena Tiongkok dan Eropa, tidak dapat meninggalkan Tiongkok, dan tentu saja Tiongkok tidak dapat meninggalkan Eropa, sehingga yang paling perlu mereka khawatirkan adalah masalah keamanan. Tapi terkait masalah keamanan, tidak ada konflik strategis antara Tiongkok dan Eropa.
Jadi kalau dianalisa seperti ini, AS memang ingin menggunakan keunggulan teknologinya saat ini untuk memblokade Tiongkok, agar Tiongkok tidak dapat terus berinovasi dan mengupgrade perekonomian dan pembangunannya. Ada banyak hal yang bisa diperkenalkan, dicerna, dan diserap sebagai sumber inovasi teknologi.
Sekarang AS ingin memblokir saluran ini, tetapi pertanyaannya adalah berapa banyak teknologi yang dapat direbut oleh AS, karena sebagian besar teknologi tersebut tidak dimiliki oleh AS saja. AS masih dapat mengontrol perusahaan-perusahaan Amerika, tapi akan sulit untuk mengotrol perusahaan-perusahaan negara lain.
Mengapa perusahaan-perusahaan negara lain harus membayar/patuh untuk AS, perusahaan-perusahaan Amerika harus patuh/membayar untuk pemerintah AS itu normal, karena mereka adalah perusahaan-perusahaan Amerika.
Jadi mengapa perusahaan-perusahaan Eropa harus menanggung biaya dan patuh pada AS, jelas perusahaan-perusahaan Jerman, Korea, dan Jepang tidak akan mau.
Jadi dilihat lebih jauh seharusnya hanya ada sedikit teknologi yang benar-benar dapat mencekik Tiongkok. Jika jumlahnya sangat sedikit, maka sebagian pengamat  sejak awal sanksi yakin Tiongkok dapat menerobos blokade tersebut dalam 3 atau 5 tahun kemudian.