Kalau di negara lain, kita punya ide baik dan ingin mengubahnya menjadi sebuah produk, mungkin perlu waktu satu, dua, atau tiga tahun karena dukungan hardware yang buruk.
Di Tiongkok, kita bisa saja mengubah ide kita menjadi produk di Shenzhen, Tiongkok Utara, dan Jiangnan, hanya perlu beberapa hari untuk membuatnya.
Yang paling jelas adalah semua orang tahu DJI Tiongkok (produsen drone) seperti ini, selanjutnya kendaraan energi baru (EV) Tesla.
Kendaraan energi baru Tesla telah diproduksi di AS selama beberapa dekade, dengan volume produksi lebih dari 20.000 kendaraan per tahun. Ketika mereka tiba di Shanghai untuk berinvestasi dalam mendirikan pabrik dan berhasil membangun pabrik tersebut hanya dalam waktu 10 bulan.
Dan bisa memproduksi 500.000 kendaraan di tahun kedua. Karena bisa memproduksi puluhan ribu kendaraan di tahun kedua, Tesla yang sempat diambang kebangkrutan dan kini menjadi orang terkaya di dunia, berkat memproduksi di Shnghai, Tiongkok.
Oleh karena itu, dalam perekonomian baru, inovasi teknologi Tiongkok memiliki keunggulan yang tidak dimiliki Jerman, Jepang, dan Korea Selatan ketika Tiongkok berada pada tahap yang sama, dan keunggulan ini juga telah terlihat.
Seperti kita ketahui bersama, 4 dari 5 aplikasi yang paling banyak diunduh di AS dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan Tiongkok.
Kendaraan energi baru (EV) yang paling populer di perekonomian baru. Pada pameran otomotif energi baru di Munich, 40% mobil yang di pamerkan berasal dari Asia, sebagian besar dari Tiongkok, dan tidak hanya jumlahnya besar, tapi kualitasnya juga bagus..
Jadi kalau dipikir-pikir, inilah keuntungan bagi pendatang baru dan keuntungan dari ekonomi baru, maka Tiongkok masih memiliki kemungkinan untuk tumbuh sebesar 8% per tahun pada tahun 2035 dan mempunyai peluang berkembang selama 35 tahun Tentu saja, itu hanya sebuah kemungkinan. Apakah ini kemungkinan dapat terwujud tergantung pada faktor-faktor lain dan menjadi tantangan bagi Tiongkok untuk mengatasinya.
Tantangan terbesar yang datang dari luar bagi Tiongkok saat ini adalah AS yang ingin menggunakan keunggulan teknologinya saat ini untuk mencekik Tiongkok dan menolak menjual produk dan teknologi canggihnya ke Tiongkok.
Kemudian, perusahaan-perusahaan teknologi tinggi Tiongkok dimasukkan dalam daftar entitas, dan perusahaan-perusahaan AS dilarang melakukan perdagangan, interaksi, atau kerja sama apa pun dengan perusahaan-perusahaan  yang masuk daftar entitas.