Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Israel-Hamas Siapakah yang Benar-benar Mendukung Hamas?

15 November 2023   19:08 Diperbarui: 17 November 2023   20:24 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Niat tingkat kedua, ini masih memberikan ruang bagi Israel dan AS. Tidak ada keraguan bahwa Iran tidak menginginkan konflik langsung dengan Israel dan AS.

Di satu sisi, Iran kini berada dalam posisi lemah dan mungkin menghadapi situasi terpukul secara pasif pasca konflik.

Di sisi lain, kekuatan pro-Amerika di kalangan masyarakat dan elit Iran masih kuat, dan konflik dapat menimbulkan situasi yang tidak dapat diprediksi.

Tidak menutup kemungkinan bahwa konflik langsung Iran dan Israel-AS akan pecah di masa depan, namun setidaknya mereka harus menunggu sampai Iran sepenuhnya memiliki senjata nuklir.

Pada tahap ini, untuk menyatakan dukungannya terhadap Hamas tanpa memutuskan hubungan dengan Israel dan AS, tidak punya pilihan selain mempublikasikan beberapa konten dari pembicaraan yang tidak berbahaya. Ini tidak akan terlalu menyinggung perasaan Israel-AS.

Tingkatan ketiga dimaksudkan agar perang proksi dimainkan secara perlahan. Begitulah keadaan Iran saat ini tidak baik bagi mereka mendapatkan sanksi dari AS. Namun hubungan dengan Tiongkok dan Rusia cukup baik, sehingga tidak ada krisis yang bisa terjadi.

Maka dari itu Iran hanya bisa diam-diam mendukung Hamas, hanya angkatan bersenjata Houthi, milisi Suriah dan pengikut-pengikutnya yang melancarkan perang proksi sampai AS mencabut sanksi, dan Iran akan menjadi kakak tua di Timur Tengah.

Bagaimanapun, jika Iran diam AS tidak akan memberikan kemudahan kepada Iran, maka Iran juga tidak akan memberikan kemudahan untuk AS. Dengan keadaan demikian maka Iran bermain dengan perlahan-lahan.

Haniyeh tentu tidak akan kembali dengan tangan kosong dari kunjungannya ke Iran, namun ia juga tidak akan mendapatkan banyak manfaat.

Selain itu, Haniyeh juga sedang mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Lagi pula, Qatar mungkin tidak bisa melindunginya untuk waktu yang lama. Jika Qatar tidak bisa menahan tekanan, itu juga merupakan pilihan yang baik bagi Haniyeh untuk pergi ke Iran dan terus dapat mengendalikan Hamas.

AS Tampaknya Akan Gagal Lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun