Kunjungan Haniyeh ke Iran adalah pertama kalinya dia diterima secara pribadi oleh seorang pemimpin negara besar sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas. Meski Haniyeh bukan pemimpin Palestina yang diakui, Iran tetap memberinya rasa yang cukup hormat. Ruangan tempat Khamenei bertemu dengan Haniyeh sebenarnya adalah tempat Khamenei bertemu dengan para kepala negara.
Jelas sekali bahwa Iran memperlakukan Haniyeh sebagai wakil satu negara, ini dianggap sebagai suatu rasa hormat tertinggi.
Lalu apa yang mereka berdua bicarakan? Isi berita yang beredar sangat sederhana, Haniyeh memberi pengarahan kepada Khamenei tentang perkembangan terkini di Jalur Gaza dan tindakan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Khamenei menyampaikan apresiasi atas ketekunan/ketabahan dan kesabaran masyarakat Jalur Gaza serta mengutuk keras kejahatan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Khamenei menekankan perlunya negara-negara regional dan organisasi internasional mengambil tindakan serius untuk memberikan dukungan komprehensif dan pragmatis kepada masyarakat Jalur Gaza.
Isinya terkesan hanya sekedar sambutan dan tidak ada bedanya dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, namun dalam pembicaraan semacam ini pasti banyak terdapat kesepakatan pribadi yang tidak dipublikasikan.
Ada yang bertanya-tanya, jika memang perjanjian tersebut tidak ingin diumumkan secara resmi kepada dunia luar, mengapa Iran masih merilis berita soft meeting tersebut?
Menurut beberapa analis, niat utama Iran adalah sebagai berikut:
Tingkat pertama adalah menyatakan dukungannya terhadap Hamas, sebagai pihak yang istimewa dalam konflik ini, Iran harus menyatakan dukungannya terhadap Hamas lebih dari siapapun.
Sekalipun Iran tidak mengatakan apa-apa, semua orang tahu bahwa Iran mendukung Hamas. Ketika Hamas diserang oleh Israel dengan seluruh kekuatannya, jika Iran tidak menyatakan posisinya, akan sulit untuk memimpin kelompok atau tim nya di kemudian hari.
Karena Turki secara lisan mendukung Hamas, dan sejak Rusia menerima delegasi Hamas, Iran memilih untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Hamas dan dengan pemimpin tertingginya, yang cukup menyatakan bahwa Iran adalah pendukung Hamas.