Namun, pembatasan ekspor Tionkok diperkirakan memiliki dampak terbatas dalam jangka panjang.
Meskipun Tiongkok adalah pengekspor galium dan germanium terkemuka, ada bahan pengganti dalam produksi komponen seperti chip komputer, kata konsultan risiko politik Eurasia Group.
Ada juga fasilitas penambangan dan pemrosesan aktif yang berlokasi di luar Tiongkok, tambahnya.
Konsultasi tersebut menyoroti kesamaan ketika Tiongkok membatasi ekspor mineral tanah jarang lebih dari satu dekade lalu. Baca:
Perang Dagang Tambang Logam Tanah Jarang
Kenyataan makin banyak eksportir muncul, dan dalam waktu kurang dari satu dekade dominasi Tiongkok atas rantai pasokan logam tanah jarang turun dari 98% menjadi 63%, menurut perkiraan Eurasia.
"Kita dapat berharap untuk melihat pengembangan dan eksploitasi sumber galium dan germanium alternatif, serta upaya intensif untuk mendaur ulang komoditas ini dan mengidentifikasi alternatif yang lebih mudah tersedia," kata Anna Ashton, direktur Eurasia untuk urusan perusahaan Tiongkok dan AS-Tiongkok.
"Itu tidak hanya akan menjadi akibat dari pembatasan ekspor yang diumumkan  Tiongkok baru-baru ini," tambahnya. "Ini adalah hasil dari ekspektasi meningkatnya permintaan, mengintensifkan kompetisi geostrategis dan ketidak percayaan, dan kesediaan Tiongkok yang terdokumentasi untuk membatasi impor dan ekspor demi tujuan politik dan strategis."
Pada bulan Oktober lalu, AS mengumumkan akan memerlukan lisensi bagi perusahaan yang mengekspor chip ke Tiongkok menggunakan alat atau perangkat lunak AS, di mana pun mereka dibuat di dunia.
Tiongkok sudah berkali-kali menuduh AS melakukan "hegemoni teknologi" sebagai tanggapan atas kontrol ekspor yang diberlakukan oleh Washington.