Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tiongkok Mengetatkan Ekspor Galium dan Germanium untuk Merespon Sanksi AS

3 Agustus 2023   18:00 Diperbarui: 3 Agustus 2023   18:05 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiongkok juga mewajibkan perusahaan yang mengajukan ekspor untuk menjelaskan penerima akhir (end users) dan tujuan ekspor, yang akan memastikan bahwa galium, germanium, dan barang-barang terkait tidak akan masuk ke wilayah yang membahayakan keamanan nasional Tiongkok, seperti pembuatan senjata dan bidang lainnya.

Sekarang AS dan Barat masih khawatir apakah Tiongkok juga akan menetapkan pembatasan tanah jarang. Kita tahu bahwa tanah jarang adalah istilah umum untuk 17 jenis logam langka, yang dikenal sebagai "vitamin industri modern".

Di bawah kontrol atau kebijakan baru Tiongkok, lisensi khusus diperlukan untuk mengekspor galium dan germanium dari Tiongkok.

Bahan tersebut digunakan untuk memproduksi chip dan dibutuhkan untuk aplikasi militer.

Pengekangan ini dilakukan setelah AS beulang-ulang melakukan upaya untuk membatasi akses Tiongkok ke teknologi mikroprosesor canggih.

Tiongkok sejauh ini merupakan pemain terbesar dalam rantai pasokan galium dan germanium global. Menurut badan industri Critical Raw Materials Alliance (CRMA), Tiongkok menghasilkan 80% gallium dunia dan 60% germanium,

Galium dan germanium adalah "logam minor", yang berarti bahan tersebut biasanya tidak ditemukan tunggal tersendiri di alam, dan seringkali merupakan produk sampingan dari proses lain.

Selain AS, Jepang dan Belanda yang sekarang merupakan rumah bagi pembuat peralatan chip, terutama ASML, mereka telah memberlakukan pembatasan ekspor teknologi chip ke Tiongkok.

"Waktu/timing pengumuman pelarang ini bukanlah kebetulan, mengingat pembatasan ekspor chip yang diumumkan antara lain oleh Belanda," kata Colin Hamilton dari perusahaan investasi BMO Capital Markets kepada BBC.

"Sederhananya, jika Anda (AS & sekutu) tidak memberi kami (Tiongkok) chip, kami tidak akan memberi Anda bahan untuk membuat chip itu," tambahnya.

Tit-for-tat konstan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah menimbulkan kekhawatiran atas munculnya apa yang disebut "nasionalisme sumber daya",  ketika pemerintah menimbun bahan-bahan penting untuk memberikan pengaruh atas negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun