Kerjasama Thailand Dengan Perusahaan Asal Tiongkok
Pada 27 September 2020, menurut kantor berita Rusia TASS, pemerintah Thailand menginvestasikan RMB 63 juta yuan untuk mempelajari dan merumuskan rencana menghubungkan Kepulauan Andaman dan Teluk Siam dengan kereta api.
Jelas, Thailand sedang mencoba untuk memulai kembali rencana pembangunan Terusan Kra yang telah disusun dan dibuat sketsa sejak abad ke-17 dan selalu ingin digali, tetapi selalu diblokir oleh AS.
Seperti kabar yang bisa didapat Kanal Kra yang diusulkan oleh Thailand adalah kanal saluran dua arah yang khas dengan panjang total 102 kilometer, lebar 400 meter, dan kedalaman air 25 meter.
Apabila kanal selesai dibangun, kapal dari Asia Barat ke Asia Timur tidak harus melalui Selat Malaka untuk memutar melalui Malaysia dan Singapura, bisa langsung dari Ten Degree Channel di Samudra Hindia dan Myanmar ke Teluk Thailand di Pasifik Laut.
Tiongkok dan Thailand hampir mencapai konsensus tentang pembangunan kanal ini, dan Thailand telah bekerja sama dengan Tiongkok dalam rencana untuk menggali Terusan Kra.
Selama bertahun-tahun, meskipun Malaysia dan Singapura telah mengajak AS untuk menekan Thailand untuk tidak mengizinkan pembangunan kanal tersebut, tetapi meskipun demikian, pekerjaan eksplorasi di Tanah Genting Kra terus berlangsung.
Thailand sangat ingin membangun kanal untuk menghasilkan uang, sementara Tiongkok lebih peduli dengan nilai strategis di masa perang jika itu terjadi.
Harus diketahui bahwa mengangkut minyak melalui Selat Malaka pada masa perang dapat dengan mudah dicegat oleh  AS dan sekutunya.
Tapi bagi Thailand kepentingannya berbeda, selama minyak diangkut ke pantai Thailand, bisa saja masuk ke Tiongkok, dari titik paling selatan Thailand ke Guangxi, Tiongkok, Â hanya membutuhkan waktu kurang dari sehari dengan mobil dan kapal biasa.