Kedua, masih banyak etnis Rusia di Ukraina, awalnya operasi khusus pasukan Rusia ke Ukraina adalah untuk "demiliterisasi dan de-Nazisme". daripada untuk menduduki atau mencaplok Ukraina.
Sekarang, lebih dari setengah tujuan operasi khusus militer Rusia telah selesai, dan tidak perlu menggunakan bom nuklir di Ukraina, jika itu dilakukan maka akan kehilangan dukungan moral internasional.
Beberapa analis menunjukkan bahwa begitu negara-negara NATO bergabung dalam perang, sifat Rusia akan benar-benar berbeda, dan Rusia akan menganggapnya sebagai agresi dan menimbulkan ancaman strategis yang tidak dapat diterima.
Jika Rusia tidak bisa mengalahkan lawan-lawannya dalam perang konvensional, Rusia akan terpaksa menggunakan senjata nuklir. Menlu Rusia Sergei Lavrov telah secara terbuka memperingatkan bahwa tindakan AS dan NATO terhadap Rusia sangat berbahaya, dan kemungkinan perang nuklir tidak boleh diremehkan.
Ancaman Nuklir Putin Cukup Serius
Menurut pernyataan Ukraina, Rusia telah mengerahkan sistem rudal Iskander berkemampuan nuklir di Kaliningrad, sebuah kantong yang berbatasan dengan Polandia.
Dan media Jepang juga memperhatikan bahwa ketika Putin muncul di depan umum, orang-orang di sekitarnya selalu membawa koper berwarna hitam. Menurut pengamatan itu adalah "koper nuklir" Putin dapat memerintahkan serangan nuklir kapan saja dalam keadaan darurat.
Pada awal Januari tahun ini, ketika situasi di Ukraina tegang, tetapi masih tidak ada perang. Lima kekuatan nuklir dunia Tiongkok, AS, Rusia, Inggris dan Prancis telah mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang dilakukan bersama dengan menganjurkan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan oleh siapa pun. Ini mencerminkan pemahaman mendalam lima negara tentang sifat senjata nuklir, yaitu senjata nuklir hanyalah merupakan pencegah (deterrence) utama, fungsinya untuk mencegah perang nuklir, bukan untuk memenangkannya.
Pada saat yang sama, ini juga untuk menarik garis bawah untuk perang di masa depan. Mungkin saat itu, lima kekuatan nuklir telah menyadari kemungkinan perang nuklir dan berharap untuk menghindari perang nuklir melalui pernyataan bersama. Pernyataan adalah kesepakatan di atas kertas, tergantung pada perkembangan situasi, karena tidak ada yang bisa menjamin bahwa perang nuklir tidak akan pecah.
Sama seperti pada P.D. II, siapa sangka Jerman akan mengobrak-abrik kesepakatan yang dibuat oleh PBB dan membombardir Polandia menjadi luluh-lantak yang menjadi pemicu meletuskan P.D. II.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri