Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Pesawat Regional MA 700 Karena Saingan Kanada Mengembargo Mesin PW-150C

23 Oktober 2021   14:59 Diperbarui: 23 Oktober 2021   15:10 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cncopter.com + sohu.com

Pengembangan pesawat Xinzhou-MA (Modern Ark) 700 Tiongkok dilanjutkan pada 10 Februari 2020 sesuai jadwal, dengan demikian memasuki tahap pengembangan baru sementara negara itu secara bersamaan melakukan upaya besar untuk memerangi pandemi Covid-19, Science and Technology Daily melaporkan.

Pesawat Xinzhou-700 adalah pesawat regional turboprop generasi baru 70 kursi yang dikembangkan secara independen oleh Aviation Industry Corporation of China, Ltd. (AVIC), sebuah pabrikan pesawat milik negara di Tiongkok.

Pesawat ini sedang dikembangkan oleh AVIC XAC Commercial Aircraft Co., Ltd., anggota AVIC. AVIC XAC Commercial Aircraft Co., Ltd. sejauh ini telah menerima pesanan dari 11 klien untuk 285 pesawat Xinzhou-700.

Perakitan pesawat dimulai pada 2019, dan docking antara bagian depan dan tengah badan pesawat, serta badan pesawat dan hidung, berhasil diselesaikan tahun 2019.

Tahun 2020 adalah tahun yang kritis untuk pengembangan pesawat Xinzhou-700, karena hasil yang bermanfaat diharapkan dapat dicapai dalam proyek tersebut. Saat ini, perakitan akhir dan pekerjaan tail-in untuk penerbangan perdana dan uji statis pesawat dilakukan siang dan malam.

"Tugas menyelesaikan pengujian kedap udara sangat mendesak. Ada keterlambatan dalam kemajuan penelitian karena pandemi. Namun, kami berupaya untuk mengejar jadwal yang semula direncanakan," kata Han Jiawei, kepala tim teknis yang bertanggung jawab atas perakitan akhir Xinzhou-700 pada Pebruari 2020.

Dalam upaya untuk memastikan kelancaran proyek di tengah situasi pandemi serius saat itu, AVIC XAC Commercial Aircraft Co., Ltd. telah mengadopsi langkah-langkah ketat yang mencakup setiap aspek dalam produksi lini depan dan manajemen seluruh perusahaan, menurut Wang Chengkuan, manajer umum perusahaan.

Semua area kerja dan kantor didesinfektan sepenuhnya pada pukul 7 pagi setiap hari, dan semua anggota staf yang telah kembali ke pekerjaan mereka hanya dapat memasuki tempat kerja mereka setelah kondisi kesehatan dan suhu tubuh mereka diverifikasi.

Selain itu, pekerja di lokasi harus mengukur suhu tubuh mereka di area kerja untuk kedua kalinya, barulah akan diizinkan bekerja setelah memenuhi persyaratan yang relevan.

AVIC XAC Commercial Aircraft Co., Ltd. telah menyiapkan masker wajah dan kacamata pelindung untuk semua anggota staf yang kembali bekerja, dan inspeksi waktu nyata (real time) di tempat kerja tim yang bertanggung jawab atas perakitan akhir dilakukan untuk mencegah kepadatan yang berlebihan dari anggota staf, menurut perusahaan pada Pebruari 2020.

Kontrak Mesin Pesanan Tiongkok Senilai US$ 3 Miliar Kepada Kanada Diembargo

Sumber: People's Daily
Sumber: People's Daily

Namun terakhir ini ada kabar mengungkapkan bahwa penerbangan pertama pesawat penumpang Xinzhou 700 berhasil dilakukan, meskipun mesin utama telah diembargo Kanada. Mengapa pesawat penumpang ini, telah diembargo oleh Barat, namun dapat juga melakukan penerbangan pertamanya? Apa yang terjadi dengan Xinzhou 700 sebelumnya? Apa arti kerugian biaya Xinzhou 700 bagi Tiongkok?

Ini merupakan suatu pembelajaran bagi suatu negara yang akan mengembangkan industri pesawat terbang, jika tidak memiliki industri dasar untuk menunjang pengembangan pesawat tersebut, resiko berhenti dan membuang biaya akan sangat besar, karena begitu salah satu dari material atau peralatan di embargo oleh negara saingan, dan domestik tidak bisa memproduksinya, maka pengembangan dan kelanjutan dari pesawat tersebut akan hanya menjadi catatan sejarah saja.

Di Zhuhai Air Show belum lama ini, dilaporkan bahwa AVIC berhasil menjual 285 pesawat Xinzhou 700 selama airshow tersebut, menjadi keberhasilan menjual pesawat terbanyak dalam pameran kedirgantaraan ini.


Menurut berita dari Internet Tiongkok, penerbangan pertama pesawat Xinzhou 700 berhasil dilakukan pada akhir September 2021, yang berarti bahwa pesawat penerbangan sipil Tiongkok telah mengambil langkah penting.

Xinzhou 700 adalah komponen penting dari dua cabang penerbangan sipil Tiongkok, dan bersama-sama dengan pesawat penumpang C919, C929, dan AJR21, mereka membentuk sistem pesawat penumpang penerbangan sipil domestik masa depan di Tiongkok.

Xinzhou 700 terutama diposisikan di pasar berkapasitas menengah dalam jarak 800 kilometer untuk bisnis transportasi udaranya yang dapat mencapai kecepatan hingga 637 kilometer per jam. Dapat beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan medan yang kompleks, cocok untuk lepas landas di daerah dataran tinggi dan daerah bersuhu tinggi (panas), dengan jarak lepas landas dan mendarat yang pendek, dan cocok untuk penerbangan di daerah pegunungan, konsumsi bahan bakar yang rendah dan biaya perawatan yang rendah membuatnya lebih kompetitif di antara produk serupa di dunia.

Pabrikan Xinzhou 700, AVIC, sebelumnya telah mengembangkan dua jet regional kelas bawah dan menengah, Xinzhou 60 dan Xinzhou 600.

Munculnya Xinzhou 700 sebagai pesawat regional kelas atas untuk mengisi celah di bidang pesawat penerbangan sipil Tiongkok.

Namun, dunia luar sebelum ini tampaknya tidak optimis tentang prospek Xinzhou 700. Meskipun Xinzhou 700 secara resmi didirikan pada awal tahun 2006, teknologi R&D pada dasarnya telah matang setelah 15 tahun, tetapi masalah terbesar yang dihadapi Xinzhou 700 adalah mesinnya yang telah diembargo. Selama ini dianggap tidak adanya pasokan mesin pengganti dari luar negeri, dan tidak ada mesin yang tersedia.

Pada tahun 2017, AVIC dan Pratt & Whitney Canada, unit bisnis dari perusahaan pengembangan penerbangan terkenal Pratt & Whitney, telah mencapai kesepakatan untuk pembelian senilai US$ 3 miliar untuk membeli mesin turbofan PW150C dari Pratt & Whitney Canada sebagai mesin khusus untuk Xinzhou 700.

Namun, pada tahun 2018, Pratt & Whitney Canada mulai mengajukan izin ekspor ke otoritas Kanada, tetapi sejauh ini otoritas Kanada belum menyetujui ekspor mesin turbofan PW150C ke Tiongkok, dan tidak ada tenggat waktu yang diumumkan.

Oleh karena itu, transaksi ini dapat tertunda tanpa batas waktu. Adapun mengapa pemerintah Kanada memberlakukan embargo pada mesin Xinzhou 700, pihak berwenang Kanada memberikan alasan bahwa ada risiko spionase industri dan pihak berwenang khawatir tentang pencurian hak milik intelektual. Selain itu, mereka juga khawatir mesin-mesin ini digunakan untuk keperluan militer.

Namun bagaimana pun kita sudah paham dengan embargo teknologi Barat yang diterapkan pada Tiongkok di masa lalu? Pada dasarnya tidak terlepas dari retorika ini.

Menurut para pengamat maksud pihak berwenang Kanada bukan untuk memutus suplai mesin kepada Tiongkok saja, sebenarnya ada dua tujuan sebenarnya, pertama untuk menyenangkan AS agar ber-orkrestra dengan AS dalam perang dagangnya dengan Tiongkok.

Pada 23 Maret 2018, Presiden AS saat itu Trump mengumumkan bahwa akan mungkin untuk mengenakan tarif pada barang-barang yang diimpor dari Tiongkok senilai US$ 60 miliar dan membatasi investasi perusahaan Tiongkok di AS.

Dan memang benar ini secara resmi diluncurkan. Tembakan pertama perang dagang Tiongkok-AS adalah tahun yang sama ketika otoritas Kanada mengemargo mesin US$ 3 miliar untuk dikirim ke Tiongkok. Pengamat berkeyakinan bahwa itu jelas berkaitan erat dengan perang dagang AS melawan Tiongkok.

Dari kinerja Kanada dalam beberapa tahun ke depan, tidak sulit untuk melihat bahwa pemerintah Kanada telah bertindak sebagai pion bagi AS untuk menekan Tiongkok.

Tren perubahan hubungan Tiongkok-AS dalam beberapa tahun ke depan Kanada tampaknya telah mengirimkan signyal ke AS terlebih dahulu, atau mungkin AS telah menghasut otoritas Kanada untuk membuat keputusan seperti itu.

Tentu saja, selain perang dagang Tiongkok-AS, tujuan lain dari otoritas Kanada adalah untuk menekan industri pesawat regional Tiongkok, berhubungan dengan persaingan dagang.

Kita kita semua mengetahui bahwa ada dua raksasa di pasar penerbangan sipil, Boeing AS dan Airbus di Eropa, dan ada juga dua raksasa di pasar pesawat penumpang regional, Bombardier Canada dan Embraer Brazil. Untuk waktu yang lama, Bombardier Canada dan Embraer pada dasarnya memonopoli penerbangan di pasar pesawat penumpang regional internasional, setelah mendapatkan posisi yang kuat, secara alami akan menemukan cara untuk menekan penantang potensial.

Misalnya, pada tahun 2018, Bombardier menggugat Mitsubishi Heavy Industries Jepang karena mencuri rahasia dagang. Saat itu, Mitsubishi sedang mengembangkan pesawat regionalnya sendiri, dan beberapa produk Bombardier bersaing dengan pesawat Jepang ini.  Demkian juga dengan Xinzhou MA 700, ditambah Xinzhou MA 700 yang baru ini berprofil sangat tinggi dari sebelumnya.

Selama Zhuhai Air Show 2010, Wakil Manajer Umum AVIC Wang Yongsheng menyatakan bahwa pesawat penumpang Xinzhou 60 telah dijual ke sebagian besar dunia di luar AS dan Eropa, termasuk Zimbabwe dan Ghana di Afrika, Bolivia di Amerika Selatan dan Filipina, Indonesia dan Laos di Asia.

sumber: planespotters
sumber: planespotters

Tujuan dari mengembangkan pesawat penumpang Xinzhou MA 700 yang lebih canggih adalah untuk menantang pesawat penumpang regional 70-90 kursi dengan pangsa terbesar di pasar turboprop global. Setelah didesain baru, akan dijual ke pasar global termasuk AS dan Eropa di masa depan.

Xinzhou 700 ingin menantang untuk dapat penjualan teratas dunia, jelas Kanada tidak suka mendengarkannya. Tampak jelas pemerintah Kanada tidak ingin Xinzhou 700 merebut pangsa pasar mereka.

Setelah Kanada mengeluarkan embargo, penelitian dan pengembangan Xinzhou 700 memang sangat terpengaruh dari rencana semula, Xinzhou 700 akan melakukan penerbangan pertamanya pada Desember 2020. Namun karena kurangnya pasokan mesin, penerbangan pertama yang direncanakan dalam waktu yangf sudah ditentukan tidak akan tercapai.

Sudah lama tentang perkembangan Xinzhou 700 menghilang dari pandangan publik, banyak yang mengira pesawat ini akan menjadi sejarah. Ini memang kabar buruk bagi AVIC.

Masalah mesin tidak ada hubungannya dengan itu, tetapi Xinzhou 700 tidak dapat melakukan penerbangan pertamanya lebih lambat dari waktu yang direncanakan.

Oleh karena itu, saat ini 11 pelanggan domestik dan asing yang telah niat memesan total 285 Xinzhou MA 700, termasuk maskapai penerbangan dari Nepal, Pakistan, Bahrain, Afrika Selatan dan negara-negara lain.

Jika penerbangan pertama Xinzhou 700 ditunda, dikhawatir banyak pelanggan akan hengkang, proyek ini pasti akan menjadi sangat merugikan dalam segi keuangan dan tenaga.

Tapi mungkin tidak ada yang mengira bahwa penerbangan pertama Xinzhou MA 700 terjadi setelah tertunda 9 bulan dari yang direncanakan, namun sepenuhnya masih dalam kisaran yang dapat diterima, sedangkan mesin turbofan PW-150C masih diembargo oleh otoritas Kanada.

Dengan Mesin Apa Xinzhou MA 700 Untuk Terbang?

Saat ini setelah pasokan mesin Xinzhou 700 diembargo, AVIC segera mengaktifkan rencana cadangan dan mengadopsi mesin domestik Tiongkok untuk menyelesaikan masalah Xinzhou 700 yang tidak memiliki mesin.

Beberapa pengamat berpikir bahwa Tiongkok telah mengaktifkan kembali mesin turbofan-6 yang sebelumnya dihentikan. Mesin turbofan-6 memiliki tenaga yang tidak mencukupi, konsumsi bahan bakarnya terlalu banyak, dan interval perawatan yang terlalu pendek, sehingga tidak cocok untuk pesawat transportasi penumpang.

Sehubungan dengan itu tampaknya berdasarkan berita media interenal yang bisa didapat, Tiongkok mungkin mengembangkan mesin khusus untuk Xinzhou 700, dan tampaknya mereka dapat menemukan jawabannya dalam sebuah laporan pada tahun 2018.

Sumber: cncopter.com + sohu.com
Sumber: cncopter.com + sohu.com

Pada 10 Mei 2018, China Aviation Engine Group mengadakan konferensi pemasokan mesin turboprop turboshaft sipil di Zhuzhou, Hunan. Pada pertemuan ini, AVIC pertama kali mengungkapkan mesin turboshaft versi sipil AES-100 dan mesin turboprop sipil AEP-500. Mesin AEP-500 memenuhi persyaratan kebutuhan pesawat mesin pesawat regional turboprop pada platform seperti pesawat kargo berukuran sedang.

Sumber: xuehua.us
Sumber: xuehua.us

Mesin AEP-500 adalah mesin turboprop sipil kelas 5000kW yang dirancang dan dikembangkan secara independen oleh AVIC. Mesin ini memiliki karakteristik teknis konsumsi bahan bakar rendah, umur panjang, dan keandalan tinggi. Dapat memenuhi kebutuhan daya pesawat penumpang regional turboprop maju sipil masa depan, pesawat kargo berukuran sedang dan platform lainnya. .

Sesuai dengan rencana, mesin ini telah menyelesaikan uji coba produksi dan uji coba demonstrator pertama pada taun 2020, ketika tahun 2018, Kanada secara resmi meluncurkan larangan ekspor mesin turboprop PW-150C ke Tiongkok.

Sejak saat itu, perusahaan pengembangan penerbangan Tiongkok tampaknya memulai penelitian dan pengembangan mesin turboprop baru, banyak pengamat memperkirakan  itu untuk mengatasi cut-off Kanada.

Xinzhou MA 700 memecahkan masalah mesin, memecahkan embargo tiga tahun memang sangat menggembirakan bagi Tiongkok.

Pada saat yang sama, bagaimna pun juga menjadi awal yang baik untuk pengiriman pesawat C919 berikutnya, karena tahun lalu pemerintah AS juga melaporkan bahwa mesin LEAP-1C yang digunakan pada pesawat penumpang C919 harus diembargo juga oleh General Motors AS.  Meskipun AS akhirnya mencabut larangan itu, perilaku ini lebih seperti peringatan, dan tidak ada yang tahu kapan larangan berikutnya akan datang.

ilustrasi mesin pesawat utama
ilustrasi mesin pesawat utama

Menanggapi situasi ini, AVIC juga mengembangkan mesin Zhangjiang-1000A (C-1000A) sebagai solusi sebagai alternatif. Dilihat dari laporan saat ini, perkembangan mesin C-1000A terbilang mulus.  Baca:

Proyek Pesawat Pemumpang Jarak Jauh Berbadan Lebar CR929 Tiongkok-Rusia

https://www.kompasiana.com/makenyok/614c51ae92cb5a19fc1d43f2/proyek-pesawat-pemumpang-jarak-jauh-berbadan-lebar-cr929-tiongkok-rusia

Pesawat Sipil Komersial Tiongkok C919 Terancam Kesulitan Memperoleh Sertifikasi FAA dan EASA   

https://www.kompasiana.com/makenyok/61517d40ca32f12aa45497e8/pesawat-sipil-komersial-tiongkok-c919-terancam-kesulitan-memperolah-sertifikasi-faa-dan-easa

Tentu saja, selain mesin aero, termasuk chip, mesin litografi, peralatan kedirgantaraan, peralatan mesin presisi tinggi, bahan sintetis, dll., Barat sedikit banyak akan menerapkan kebijakan embargo.

Tetapi volume industri Tiongkok saat ini tampaknya sangat percaya diri dalam mematahkan monopoli teknologi ini.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.sohu.com/a/255201046_470080

http://en.people.cn/n3/2020/0217/c98649-9658553.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun