Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Deterrence Tiongkok terhadap Pengerahan Kapal Induk AS dan Sekutu di Sekitar Perairan Negaranya

5 Juni 2021   17:04 Diperbarui: 5 Juni 2021   17:09 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu strategi militer untuk pencegahan ancaman militer musuh disebut "deterrence" jika salah satu kekuatan menggunakan ancaman, maka dilakukan pembalasan secara efektif untuk mencegah serangan dari kekuatan musuh, dengan menunjukkan kepada lawan bahwa mereka memilki kekuatan penangkalnya. Sehingga membuat lawan tidak berani sembarangan melakukan serangan.

Belum lama ini, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di "hisutton.com", iklan Google Earth menangkap foto-foto 7 kapal selam nuklir AL-PLA di Pangkalan AL-PLA Yulin di Pulau Hainan, Tiongkok Selatan. Dilihat dari waktu foto diambil pada 20 Januari 2021 lalu. Selain itu, kehadiran kapal selam nuklir di Pangkalan AL-PLA, Yulin sudah dipublikasikan, sehingga foto-foto ini tidak merupakan kebocoran.

Sumber: defencereview.in
Sumber: defencereview.in
Dari foto yang diambil oleh Google Earth, 4 dari 7 kapal selam nuklir adalah kapal selam nuklir serang dan 3 adalah kapal selam nuklir rudal strategis. Kapal selam nuklir yang serang terutama adalah kapal selam nuklir rudal balistik kelas "Jin" dan kapal selam nuklir serangan kelas "Han", sedangkan kapal selam nuklir rudal strategis adalah kapal selam nuklir rudal balistik kelas "Shang". Kapal selam nuklir rudal strategis umumnya lebih besar dari kapal selam nuklir serang.

Pangkalan AL-PLAYulin adalah bagian dari pangkalan militer skala besar AL Tiongkok di Sanya. Seluruh pangkalan angkatan laut skala besar Sanya adalah "base camp" dari Armada AL untuk Laut Tiongkok Selatan (LTS) dan berperan sebagai "garis belakang umum" di LTS.

Setelah bertahun-tahun dibangun, pangkalan AL skala besar di Sanya saat ini telah relatif lengkap. Selain pangkalan kapal selam nuklir, juga merupakan pangkalan kapal induk dan kapal perusak penting untuk Armada PLA di LTS, dan armada pembom H-6 dan J-16 di sekitar pangkalan angkatan udara pendukung. Armada ini juga bisa berangkat berperang di LTS kapan saja.

Sumber: defencereview.in
Sumber: defencereview.in
Statusnya setara dengan pangkalan militer AS skala besar di Guam di kawasan Asia-Pasifik. Setelah bertahun-tahun dibangun, pangkalan angkatan laut skala besar saat ini di Sanya telah relatif berkembang dengan baik.

Selain pangkalan kapal selam nuklir, juga merupakan pangkalan kapal induk dan kapal perusak penting untuk Armada LTS AL-PLA. Skuadron pesawat pembom H-6 dan jet tempur J-16 juga berpangkalan di sekitar pangkalan AU sebagai pendukung,  juga dapat keluar untuk berperang di LTS kapan saja.

Ekspansi besar-besaran kapal selam bertenaga nuklir AL-PLA telah menjadikan AL mereka sebagai kekuatan lautan lepas/laut biru. Kapal Selam Type-095 (Type-09V) adalah kapal selam serang yang diduga pengamat beroperasi mirip dengan kelas Virginia AL-AS. Dan Type-096 (Type-09VI) akan meningkatkan kemampuan bertahan dan jangkauan penangkal nuklir di LTS.

Hal ini dipandang pengamat sebagai versi perbaikan dari kelas "Shang" Type-093 saat ini yang menurut Navy News secara logis akan menjadi kapal selam versi rudal jelajah Type-093B yang dioptimalkan.  Fitur-fiturnya kemungkinan termasuk tabung peluncuran vertikal yang mirip dengan kelas Yasen Rusia, yang memungkinkannya membawa lebih banyak rudal jelajah YJ-18.

Kapal Selam kelas baru ini akan lebih maju daripada Type-093, dengan peningkatan level siluman. Type-095 khususnya dapat menjadi sangat relevan jika AL-PLA meningkatkan kehadirannya di Samudra Hindia.

Sumber: defencereview.in
Sumber: defencereview.in
Saat ini kekuatan utama Tiongkok dipersiapkan untuk melawan kapal induk AS di LTS adalah rudal balistik anti kapal "DF-21D" dan rudal balistik anti kapal "DF-26". Tentu saja, AL-AS juga berpikir demikian, sehingga mereka juga mulai mempelajari tindakan pencegahan terhadap rudal balistik anti-kapal Tiongkok. Misalnya, menurut sebuah laporan di majalah "Modern Diplomacy" AS, AL-AS telah mengerahkan kapal selam nuklir rudal jelajah kelas "Los Angeles" yang mampu membawa 154 rudal jelajah "Tomahawk" yang dapat diluncurkan dari kapal selam di LTS. Untuk melawan rudal balistik anti-kapal Tiongkok. Dan baru-baru ini setelah 25 tahun, AL-AS mulai melengkapi kapal selam mereka dengan rudal jelajah.

Saat ini, pasukan tempur AS di LTS sebagian besar adalah gugus tempur kapal induk AL-AS dan kekuatan kapal selam nuklir, di samping pembom strategis jarak jauh yang lepas landas dari pangkalan militer Guam.

Antisipasi Tiongkok

Sumber: defence.pk
Sumber: defence.pk
Karena kapal induk bertenaga nuklir "Reagan" akan ditempatkan di Jepang, AL-AS saat ini dapat mengerahkan dua gugus kapal induk sesuka hati di LTS, ditambah kekuatan kapal selam nuklir ke-15 yang berada di bawah pangkalan militer Guam. Sehingga kehadiran penting AS di LTS sudah dalam keadaan kekuatan tempur.

Sebelum ini, secara umumnya pengamat percaya bahwa senjata Tongkok saat ini yang disiapkan untuk deterrence (pencegahan) terbesar terhadap kapal induk AS di LTS adalah rudal balistik anti-kapal "Dongfeng-21D" dan rudal balistik anti-kapal "Dongfeng-26".

Sumber: defence.pk
Sumber: defence.pk
Dan tentu saja, AL-AS juga berpikir demikian, sehingga mereka juga mulai mempelajari tindakan pencegahan terhadap rudal balistik anti-kapal Tiongkok.

Majalah "Modern Diplomacy" AS melaporkan bahwa AL-AS telah mengerahkan kapal selam nuklir "Los Angeles" yang dapat membawa dan meluncurkan 154 rudal jelajah "Tomahawk" untuk melawan rudal balistik anti-kapal Tiongkok.

Maka untuk menangkal ini, Tiongkok mengerahkan selain rudal balistik anti kapal dan pesawat pengebom H-6, AL Tiongkok harus memiliki senjata lain yang dapat menangkal gugus tempur kapal induk AS, dan kapal selam nuklir adalah pilihan terbaik, dibandingkan dengan pertahanan di Laut Kuning, Laut Bohai, dan Laut Tiongkok Timur, pertahanan di LTS adalah yang paling istimewa.

Karena kedalaman laut di LTS adalah yang terdalam di antara beberapa perairan pantai di sekitar Tiongkok, sangat cocok bagi kapal selam nuklir untuk memanfaatkan penyelaman yang dalam dan untuk waktu tempur yang lama.

Selain itu, topografi bawah laut LTS sangat rumit, yang mengakibatkan arus laut yang mengalir melaluinya rumit, dan sulit untuk memahami data hidrologi yang relevan.

Oleh karena itu, meskipun ada banyak negara di sekitar LTS, sangat cocok untuk kapal selam nuklir bersembunyi. Bagi AL-AS, hal yang paling menakutkan adalah AL-PLA memarkir kapal selam nuklirnya di dasar laut duluan yang tidak dapat dideteksi oleh AL-AS, dan menunggu sampai gugus tempur kapal induk AL-AS mendekat, lalu diam-diam menaikkan kapal selamnya sedikit ke kedalaman tertentu, dan kemudian menembakan torpedo kelas berat dan rudal yang diluncurkan untuk menyerang gugus tempur kapal induk AS.

Jika ingin menghindari situasi ini, gugus tempur kapal induk AL-AS perlu hati-hati memeriksa rute yang relevan setiap sebelum melakukan operasi, namun hal ini tidak mungkin dilakukan di LTS.

Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa AS dan negara-negara di sekitar LTS telah terlibat dalam survei dan pemetaan diam-diam (yang dianggap ilegal oleh Tiongkok) di LTS sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah mengerahkan berbagai kekuatan termasuk nelayan untuk mencegah pasukan asing melakukan operasi ilegal selain survei dan pemetaan di LTS, yang juga terus memperkuat pengumpulan pekerjaan survei dan pemetaan dan data hidrologi di LTS, sehingga dapat digunakan oleh pasukan kapal selam nuklirnya selama masa perang kelak.

Gugus tempur kapal induk AL-AS umumnya mengerahkan formasi CSG selama masa perang. Jarak antara kapal induk dan kapal pengawal akan sekitar 19-46 kilometer. Jika kapal selam nuklir AL-PLA dapat lolos dari gelombang pencarian pertama oleh kapal pengawal kapal induk AS, selebihnya adalah helikopter anti kapal selam SH-60 "Seahawk" yang dibawa oleh kapal induk US Navy sendiri yang juga melakukannya.

(Formasi CSG/Carrier Strike Group atau gugus tempur kapal induk, adalah formasi operasional yang terdiri dari sekitar 7.500 personel, biasanya sebuah kapal induk berada di tengah kelompok kapal penyerang yang ditugaskan untuk menyelesaikan berbagai misi perang, serta berbagai fungsi dalam situasi perang yang singkat.)

Dilihat dari situasi saat ini, gugus tempur kapal induk militer AS tidak dapat fokus pada operasi penerbangan ketika berhadapan dengan dua kapal selam nuklir yang menyerang. Karena jika mereka tidak mengalihkan perhatiannya pada perang anti-kapal selam, maka itu akan sangat berbahaya.

Kini 4 kapal selam  nuklir Tiongkok  yang telah diungkapkan AL-PLA, sepenuhnya kompatibel dengan rudal balistik anti-kapal berbasis darat pasukan kapal selam konvensional, pasukan anti-kapal berbasis udara, dan armada permukaan. Maka jika kapal induk AS berani menyerang atau berperang dengan Tiongkok di LTS, dapat dipastikan tidak akan dapat pulang kembali. Demikian menurut pengamat militer.

Namun, apa yang ingin dilakukan gugus kapal induk ganda AS dan kapal selam nuklir Prancis ketika mereka datang ke LTS? Di satu sisi, ini mnunjukkan bahwa kekuatan AS sedang menurun, tetapi di sisi lain AS masih ingin terus menunjukkan kekuatannya di dunia, tujuannya adalah untuk mempertahankan hegemoni globalnya, khususnya di LTS untuk menunjukkan eksistensinya dan menekan Tiongkok, dan memperlihatkan masih sangat aktif.

Maka dari itu, ketika Tahun Baru Imlek tiba pada awal tahun ini, AS mulai terlibat masalah di LTS. Kali ini, dua armada kapal induk datang ke lokasi. Menurut sebuah laporan yang dikutip oleh Global Network di Hong Kong, AL-AS mengumumkan pada 9 Februari bahwa dua gugus tempur kapal induk, Roosevelt dan Nimitz, akan "bersatu" di LTS dalam apa yang disebut operasi "kapal induk ganda", gugus kapal induk serang Roosevelt dan gugus kapal induk serang Nimitz melakukan serangkaian latihan yang bertujuan untuk meningkatkan operasi koordinasi dan kemampuan komando dan kontrol antar kedua gugus tempur ini. Baca:

Gugus Tempur Kapal Induk AS Nyaris Bentrok Dengan Tiongkok Awal April Di Laut Tiongkok Selatan 

https://www.kompasiana.com/makenyok/6076cbc78ede4842a0188134/gugus-tempur-kapal-induk-as-nyaris-bentrok-dengan-tiongkok-awal-april-di-laut-tiongkok-selatan

Laut Tiongkok Selatan Memanas AS Cendrung Ofensif Tiongkok Merespon, Sekutu AS Dan Beberapa Negara Numpang Panggung 

https://www.kompasiana.com/makenyok/607d4d2f8ede486d1848fd53/laut-tiongkok-selatan-memanas-as-cendrung-ofensif-tiongkok-merespon-sekutu-as-dan-beberapa-negara-numpang-panggung

Ini adalah pertama kalinya AL-AS melakukan latihan semacam itu di LTS sejak Juli 2020. Tidak diragukan lagi, militer AS sangat aktif di LTS dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang era Biden menjadi aktif kembali ketika dia melangkah ke atas panggung.

Menurut pengamat hal ini terjadi dengan antara lain adanya tiga alasan: pertama, merupakan kelanjutan strategi AS untuk membendung perkembangan Tiongkok. Pemerintahan Biden harus memberi warna. Seperti yang ditekankan dalam analisis sebelumnya, kedua partai Demokrat dan Partai Republik AS terkoyak dengan sangat sengit, dan kontradiksinya tidak dapat didamaikan, tetapi mereka memiliki satu hal yang menjadi konsensus yang sangat kuat bahwa Tiongkok adalah lawan strategis terbesar AS, dan AS harus melakukan yang terbaik untuk menekan dan membendung perkembangan Tiongkok.

Dari sini kita dapat mendapatkan suatu pandangan jelas bahwa strategi umum AS dalam pembendungan dan penekanan terhadap Tiongkok AS tidak akan berubah. Sama seperti Trump untuk melanjutkan "strategi Indo-Pasifik" selama era Obama, itu pasti akan berlanjut selama era Biden. Strategi membendung Tiongkok di LTS yang posisinya terletak di tengah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Itu adalah jalur transportasi laut tersibuk di dunia.

AS harus melakukan segala kemungkinan untuk mempertahankan rasa kehadiran di sini, berusaha untuk mengontrol tempat ini atau memcegah Tiongkok untuk mengendalikannya. Untuk mempertahankan rasa kehadiran AS di tempat ini adalah dengan memastikan hadir di titik "perhubungan" antara Samudra Hindia dan Lautan Pasifik.

Selama ini AS khawatir bahwa setelah Tiongkok menguasai LTS, mereka dapat mencegat "strategi Indo-Pasifik" AS di tengah. Tentu saja, dari perspektif pemerintahan Biden, setelah mengambil alih kekuasaan menjadikan kepentingan nasional AS untuk menekan dan membendung Tiongkok dengan kuat. Ini adalah salah satu niat AS untuk memberi Tiongkok "warna" pada kesempatan Tahun Baru Imlek.

Strategi terpenting pemerintahan Biden terhadap Tiongkok masih akan bersikap keras, dan kebijakan ini tidak akan berubah untuk sementara waktu.

Kedua, AS berharap dapat memprovokasi sengketa nasional negara-negar di LTS, AS tidak pernah menyerah menghasut hubungan antara Tiongkok dan negara-negara (ASEAN) di LTS. Namun, karena kesenjangan kekuatan antara negara-negara ASEAN dan Tiongkok terlalu besar, menurut logika AS perlunya mereka hadir di LTS untuk mendukungnya, sehingga negara-negara (ASEAN) di LTS dapat memiliki keberanian untuk menantang Tiongkok.

Karena itulah, dalam beberapa tahun terakhir, AS terus memprovokasi dan mempertahankan pamornya di LTS, salah satu tujuannya adalah memberikan kepercayaan kepada negara-negara (ASEAN) di sekitar LTS untuk menantang Tiongkok.

Namun, menurut analis dan pengamat niat AS ini akan sia-sia karena dua alasan:

Salah satunya adalah bahwa Tiongkok adalah mitra dagang terbesar ASEAN, dan kepentingan kedua belah pihak terkait erat. AS tidak dapat merusak hubungan antara kedua pihak ini.

Kedua, Tiongkok telah mencapai COD dan DOD u tentang LTS dengan ASEAN dan sedang mengimplementasikannya. Dalam hal ini, bagaimana perselisihan bisa meletus seperti yang dipikirkan dan diharapkan AS? Baca:

Mengenal DOC dan COC untuk Laut Tiongkok Selatan

https://www.kompasiana.com/makenyok/5944a61154188365033c75b2/mengenal-doc-dan-coc-untuk-laut-tiongkok-selatan

Diharapkan Kerangka Kerja "COC" Membawa Kedamaian dan Stabilitas Abadi

https://www.kompasiana.com/makenyok/599cf5ac08e6ba595f075532/diharapkan-kerangka-kerja-coc-membawa-kedamaian-dan-stabilitas-abadi-di-kawasan-laut-tiongkok-selatan

Kini LTS bukan lagi LTS beberapa tahun yang lalu, dan hubungan antara Tiongkok dan ASEAN tidak bisa dibandingkan dan disamakan dengan beberapa tahun yang lalu.

Ketiga, AS untuk membuktikan bahwa mereka masih hegemon dengan menunjukkan rasa eksistensinya sendiri, umntuk tujuan itu mulai menjadikan Tiongkok sebagai lawan strategis terbesarnya pada 2018. Ini bukan saja pandangan Trump atau Partai Republik, tetapi juga Partai Republik, Partai Demokrat dan seluruh elit politik AS berkonsensus dalam konteks ini, untuk menunjukkan hegemoni globalnya, AS terus memamerkan senjatanya dalam skala global, dan rasa keberadaan adalah untuk membuktikan bahwa AS masih hegemon.

Tentu saja, AS terus menggunakan ini untuk membuktikan bahwa hegemoninya memang dalam bahaya. Faktanya AS terus menekan dan memprovokasi Tiongkok , namun kenyataan dengan cara ini tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Tiongkok, dan lebih banyak negara-negar menyadari bahwa kini Tiongkok adalah kekuatan yang kedua di dunia setelah AS yang mengaku dirinyea sendiri sebagai hegemon dunia.

Jadi secara obyektif, apa yang dilakukan AS juga telah membantu dan mendorong  Tiongkok melakukan dukungan politik. Maksudnya, Tiongkok adalah negara kuat kedua setelah AS.

Faktanya, kapal induk AS tidak bisa lama berada di LTS. Menurut akun resmi think tank "South China Sea Strategic Stitional Awareness (Kesadaran Situasi Strategis LTS)", setelah Armada Ketujuh AS dan Komando AL-AS Pasifik mengeluarkan pengumuman resmi dari latihan kapal induk ganda, dapat dilihat melalui AIS (Sistem identifikasi otomatis) bahwa gugus kapal induk "Nimitz" berikut kapal-kapal pengawal dan pendampingnya telah meninggalkan LTS dan telah melewati perairan Kepulauan Filipina. Jelas, tidak mungkin bagi AS untuk mengerahkan dua armada kapal induk di LTS untuk waktu yang lama. Dan juga tidak bisa terus berlayar mundar--mandir untuk waktu yang lama di sini. Ini tidak lebih hanya untuk rasa keberadaannya saja untuk menunjukkan eksitensinya di LTS.

Demikian juga dengan Armada kapal induk lainnya tidak akan lama dan akan berangkat, bagi Tiongkok ini memang menjadi tantangan dan tekanan. Tapi itu tidak akan membuat Tiongkok mengubah apapun. Kedua kapal induk AS itu tidak bisa dikerahkan di LTS terus-menrus. Apalagi berkonfrontasi dan bentrok dengan Tiongkok di LTS. Kedua kapal induk itu sama sekali bukan rival Tiongkok. Karena Tiongkok memiliki persiapan deterrence di LTS, dan LTS terlalu dekat dengan daratan Tiongkok. Dan ini disadari oleh Pentagon.

Pada saat yang sama, kita melihat berita lain. Menurut Global Times, pada 9 Februari lalu, ada seorang reporter dari AFP (Agence France-Presse) bertanya dalam bahasa Mandarin pada konferensi pers reguler Kemenlu Tiongkok bahwa Prancis baru-baru ini, mengemukakan mengajukan bahwa sebuah kapal selam dan kapal perang diberangkatkan mereka di berangkatkan ke LTS, dan Menteri Pertahanan Prancis juga menekankan bahwa tindakan ini dilakukan bersama dengan Australia, AS dan Jepang sedang mempertimbangkannya bersama-sama. Bolehkah saya bertanya apakah Tiongkok mengetahui situasi kapal perang Prancis ini di LTS.  Apa komentar Tiongkok tentang langkah Prancis ini?

Saat itu, Juru bicara Kemenlu Tiongkok Wang Wenbin menjawab bahwa tidak ada masalah dengan kebebasan navigasi dan penerbangan di LTS. Tiongkok selalu menghormati kebebasan navigasi dan penerbangan yang dinikmati oleh semua negara di LTS sesuai dengan hukum internasional, tetapi menentang negara mana pun yang membahayakan kedaulatan dan keamanan Tiongkok dan yang merusak kedaulatan dan keamanan Tiongkok atas nama kebebasan navigasi. Kawasan ini aman dan damai.

Juru bicara Tiongkok mengatakan bahwa jelas tidak ada masalah yang disebut kebebasan navigasi di LTS. Prancis jangan ikut campur di LTS. Namun, jika kedaulatan dan keamanan Tiongkok dirusak, Tiongkok pasti akan mengambil tindakan tegas.

Namun kita semua mengharap semua pihak bisa menahan semua keputusan bersumbu pendek, dan bisa mengganggu keamanan dan kedamaian di kawasan ini, kita semua perlu keternangan dan kedamaian untuk pembangun kesjahteraan umat manusia di kawasan ini....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

Britannica

H I Sutton - Covert Shores

The Diplomat

News

Defence View

Daily Star

Naval News

Defense

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun