Tetapi sekarang Pudong adalah kartu nama (icon) kebanggaan Tiongkok yang indah, dan ekonomi Pudong adalah setengah dari Shanghai.
Ukuran ekonominya 210 kali lipat dari 30 tahun lalu dari 1990. Perubahan-perubahan Pudong adalah mikrokosmos dari perubahan besar di Shanghai dan juga mikrokosmos dari kebangkitan pesat Tiongkok.
Bila mengenang kembali ke tahun 1980-an, Shanghai berada dalam masa yang sangat sulit.
Ketika dilakukan percontohan reformasi dan keterbukaan di Tiongkok, di Guangdong dan tempat-tempat lain telah seperti api membara sudah semarak. Melalui reformasi dan keterbukkaan di provinsi-provinsi di sekitar Shanghai, perusahaan kota dan desa meningkat pesat, dan vitalitas ekonomi mereka menyala-nyala. Tapi  sebaliknya, daya saing kota Shanghai telah menurun secara signifikan.
Misalnya, dengan kemajuan reformasi yang berorientasi pasar, harga bahan mentah secara umum meningkat, tapi Shanghai masih menjadi salah satu tempat di mana Tiongkok telah mempertahankan ekonomi terencana untuk waktu yang lama.
Di bawah ekonomi terencana, harga barang-barang manufaktur yang diproduksi di Shanghai pada prinsipnya tidak boleh naik, akibatnya, perusahaan Shanghai pada umumnya menderita kerugian pada tahun 1980-an.
Sejumlah besar pekerja terampil dan teknisi berpengalaman diburu oleh perusahaan kota dan desa di provinsi tetangga. Investasi dalam pembangunan kota sangat tidak mencukupi, sehingga menyebabkan banyak warga penuh dengan keluhan.
Jadi pada 3 Oktober 1980, surat kabar resmi Komite Partai Kota Shanghai, "Jiefang Daily", pernah menerbitkan artikel semacam itu dengan tajuk "What do the ten first and the five bottom-to-last show--- discussion on the development direction of Shanghai (Nomor satu dari sepuluh dan nomor buncit dari lima terkahir)"
Pada saat itu, dikatakan secara terus terang bahwa Shanghai menghadapi kesulitan. Artikel tersebut mencantumkan instruksi untuk Shanghai. Dan menyebutkan sebagian pembangunan kota Shanghai masih terbelakang bahkan berada pada "nomor buncit", salah satunya bila dihitung dari total populasinya rata-rata per warga tinggal di luas tanah hanya 4,3 m2 per kepala.
Yang kedua adalah kurangnya orang yang tinggal di rumah yang di bawah 4 meter persegi, terhitung sekitar 60% dari total jumlah rumah tangga di kota. Ini adalah salah satu yang "paling banyak" di negara ini. Area hijau per kapita hanya 0,47 meter persegi, yang sama besarnya seperti yang diuraikan oleh "Shanghai Jiefang Daily". Kepadatan penduduk rata-rata di distrik ini adalah 41.000 orang per kilometer persegi, yang juga merupakan "terpadat" di negara Tiongkok.
Wang Daohan, mantan Wali Kota Shanghai pada awal 1980-an, pernah mengingat kembali hal itu, dia berkata, "Selama menjadi walikota Shanghai, setiap pagi saya melihat begitu banyak briket dibakar di jalan dan asap ada di mana-mana. Begitu banyak toilet di jalan-jalan dan melakukan cuci-mencuci juga, saya sungguh sangat sedih melihatnya."