Sistem pemilu di AS adalah demokrasi yang dilangsungkan dengan banyak kekurangan. Politisi tingkat negara bagian dapat membuat aturan untuk mencoba mencabut hak pilih pemilih tertentu dan terkadang memengaruhi hasilnya.Â
Beberapa orang berpendapat bahwa sistem yang memberikan kemenangan berdasarkan siapa yang menerima suara terbanyak secara nasional akan lebih baik, tetapi jangan berharap perubahan pada sistem Electoral College bisa direformasi dalam waktu dekat. Â Demikian menurut banyak analis dan pengamat.
Pemilu AS 2020
Sistem politik AS didominasi oleh dua partai saja, jadi presiden terpilih dapat dikatakan selalu dari salah satu partai tersebut.
Partai Republik adalah partai politik konservatif di AS dan kandidat mereka dalam pemilihan tahun ini adalah Presiden Donald Trump, yang berharap untuk mengamankan empat tahun lagi kekuasaannya menjadi pertahana.
Partai Republik juga dikenal sebagai GOP, atau Grand Old Party. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka mendukung pajak yang lebih rendah, hak kepemilikan senjata, dan pembatasan yang lebih ketat pada imigrasi.Â
Dukungan untuk partai cenderung lebih kuat di bagian pedesaan AS. Mantan presiden dari Republik termasuk George W Bush, Ronald Reagan dan Richard Nixon.
Demokrat adalah partai politik liberal di AS dan kandidat mereka adalah Joe Biden, seorang politisi berpengalaman yang terkenal karena menjabat sebagai wakil presiden Barack Obama selama delapan tahun.
Keduanya berusia 70-an - Trump akan berusia 74 tahun pada awal masa jabatan keduanya, sementara pada usia 78, Biden jika terpilih akan menjadi presiden masa jabatan pertama tertua dalam sejarah AS.
Kedua kandidat bersaing untuk memenangkan suara electoral college. Setiap negara bagian mendapat jumlah tertentu dari pemilihan electoral college sebagian berdasarkan populasinya dan ada total 538 yang diperebutkan, jadi pemenangnya adalah kandidat yang memenangkan 270 atau lebih.