Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Latihan Militer Rutin PLA di Sekitar Taiwan dan LTS untuk Mengekang "Kemerdekaan Taiwan"

21 Oktober 2020   15:37 Diperbarui: 21 Oktober 2020   15:42 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah reunifikasi Taiwan dapat diibaratkan seperti pembebasan dan reunifkasi Iran Barat atau Papua untuk kembali  ke pangkuam Ibu Pertiwi Indonesia pada masa Trikora yang dicanangkan Bung Karno pada 19 Desember 1961, untuk menggabungkan Irian Barat dalam wilayah Indonesia.

Bagi Indonesia, andaikata sampai sekarang Irian Barat belum terintergrasi dengan NKRI akan menjadi suatu ganjalan hati dan ketidak sempurnaan atas kebangkitan Indonesia Raya, jadi dengan pengorbanan apa pun harus diintergrasikan dalam NKRI.

Demikian juga bagi rakyat Tiongkok kebangkitan negara Tiongkok akan dirasakan tidak sempurna, jika Taiwan belum terunifikasikan dalam negara kesatuan RRT.

Seperti apa yang pernah penulis posting pada tulisan yang lalu.  baca:

Masalah Tiongkok Untuk Mereunifikasi Taiwan

Jet Tempur Taiwan Nyaris Ditembak Jatuh Jet Tempur PLA Akhir September 2020

Tiogkok-Beijing, yang melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang harus dipersatukan kembali dengan daratan, dengan kekerasan jika perlu, telah menangguhkan pertukaran resmi dengan Taipei sejak Tsai, dari Partai Progresif Demokratik yang condong ke arah kemerdekaan, terpilih pada 2016 dan menolak untuk menerimanya Prinsip Satu Tiongkok.

Sejak itu PLA telah melakukan serangkaian war game (latihan militer) di dekat dan sekitar pulau itu, mengirim pesawat ke zona identifikasi pertahanan udaranya untuk menekan Tsai Ing-wen (Pemimpin Otoritas Taiwan) dan juga memburu tujuh sekutu diplomatik terakhir pulau itu.  (Kiribati, Kepulauan Solomon. Negara Pasifik mengubah kesetiaan ke Beijing hanya beberapa hari setelah Kepulauan Solomon juga memutuskan hubungan dengan Taipei. Sekutu Setia Taiwan: AS, Kanada, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Sekutu Taipei turun menjadi 15 saat Kiribati mengumumkan peralihan hubungan diplomatik ke Beijing).

Pada puncaknya bulan lalu, hampir 40 pesawat tempur PLA melintasi garis median di Selat Taiwan, memaksa angkatan udara pulau itu yang kelelahan untuk mengacak jetnya agar membayangi dan membubarkannya.

Dan untuk sekian kalinya mengulangi lagu lama dan menyatakan bahwa "militer Taiwan menggunakan radio untuk mengusir" Jet tempur dan kapal perang PLA.

Dan latihan perang-perangan militer Taiwan tahun ini akan digabungkan dengan "Bulan Persiapan Militer Taiwan". Dan mengundang Asosiasi Taiwan-AS  untuk berpartisisipasi. Dan Taiwan selalu mengumumkan situasi ini, lain lagi dengan PLA saat yang samaan melakukan misi latihan militer mengitari pulau Taiwan. Tapi Taiwan selalu mengklaim "masih bisa mengontrol prospek".

Pertanyaannya masih bisakah Taiwan dalam bidang militer mengandalkan AS? Sedang tekad Tiongkok dan PLA untuk mengunifikasi Taiwan hal yang tidak bisa terbendung, maka PLA terus melakukan tekanan untuk mengenkang "Kemerdekaan Taiwan."

Akhir-akhir ini pesawat militer PLA terus memasuki wilayah udara barat daya Taiwan. Juru bicara Kantor Dewan Negara Tiongkok Untuk Urusan Taiwan, Ma Xiaoguang menyatakan: Taiwan adalah bagian dari RRT wilayah sakral Tiongkok yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah teritori RRT.

Media Taiwan terus melaporkan pesawat militer PLA yang telah memasuki wilayah udara Taiwan dari berbagai arah dalam latihan tempur yang sebenarnya dengan amunisi hidup.

Latihan militer Taiwan juga telah menyelesaikan game war untuk 5 hari 4 malam dengan kode "Han Guang 36" yang telah dimasukan proses verifikasi data base militer yang sebenarnya,seperti kekuatan tempur batalion senjata gabungan.

Namun Asosiasi AS- Taiwan tahun ini tidak mengirim tim observasi dalam latihan militer Taiwan, dengan alsan pandemi Covid-19.

Kegiatan pelatihan tempur yang relevan dari PLA adalah tindakan yang diperlukan untuk diambil dalam menanggapi situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan untuk menjaga kedaulatan nasional Tiongkok.

Seperti yang sudah banyak diberitakan media, jet-jet tempur dan beberapa kapal perang PLA untuk melakukan latihan di sekitar Selat Taiwan sudah menjadi lazim.

Oleh karena itu, dalam fase baru-baru ini, PLA tidak hanya melakukan latihan militer berskala besar di sekitar Selat Taiwan, tetapi juga banyak pesawat tempur dari berbagai jenis seperti SU-30, J-10, dll., Juga telah melintasi "Meridian Selat Taiwan" secara bergelombang memasuki wilayah udara barat daya Taiiwan.

Ketika ditanya tentang relevansi dari kegiatan PLA ini, mereka menjawab bahwa ini adalah sebagian dari latihan normal atau biasa. Dari mulai sering mengintari pulau Taiwan pesawat militer dan kapal perang PLA dan menembus "Meridian Selat Taiwan (Cross-Strait Midline)", berbondong-bondong alat militer PLA terus melakukan latihan normal di wilayah laut barat daya Taiwan. Mereka melakukan latihan dengan misi altitude tinggi, sedang dan rendah.

taiwan-china-cross-strait-midline-5f8ff0138f179775274b6fe2.png
taiwan-china-cross-strait-midline-5f8ff0138f179775274b6fe2.png

Sumber: en.wikipedia.org

"Meridian Selat Taiwan (Cross-Strait Midline)" ini, ditentukan pada tahun 1955 oleh Jenderal AU-AS Benjamin O. Davis Jr. yang membuat garis di tengah selat, AS kemudian menekan kedua belah pihak untuk membuat perjanjian diam-diam untuk tidak melewati garis tengah. RRT tidak melewati garis median sampai tahun 1999, namun setelah perambahan pertama pada tahun 1999, pesawat PLA telah melanggar garis median dengan keteraturan yang meningkat, karena  RRT menganggap Taiwan adalah wilayah teritori RRT yang tak terpisahkan.

Dari perspektif regional, wilayah laut barat daya dan wilayah udaranya merupakan penghubung penting antara pulau Taiwan dan Kepulauan Dongsha, dan wilayah udara ini sangat luas. Jaraknya sekitar 130 kilometer dari Selat Taiwan, yang telah lama menjadi jangkauan tembakan artileri, dan Tiongkok daratan memiliki supremasi mutlak atas udara ini.

Dan wilayah laut barat daya ini terkoneksi dengan Selat Taiwan, Selat Bashi yang menjadi jalur penting bagi pulau Hainan, wilayah udaranya relatif luas sehingga perlu dilakukan perlindungan jalur lalu lintas ini yang terhubung dengan Selat Bashi, yang dari LTS (Laut Tiongkok Selatan), Laut Tiongkok Timur, Selat Taiwan untuk menuju Samudera Pasifik harus melalui jalur ini, jadi menjadi jalur yang sangat penting.

Oleh karena itu akivitas PLA di area ini akan bersifat jangka panjang, latihan militer dalam altitude tinggi, sedang dan rendah akan terus dilakukan secara rutin. Maka mulai dari tanggal 9,10, 16 September dan seterusnya AU-PLA telah melakukan latihan militer multi level di kawasan ini dengan SU-30, J-10, pesawat pengintai elektronik dan pesawat anti kapal selam.

Latihan normal dan rutin ini membuat hubungan antara Taiwan dan Kepuluan Dongsha terputus disini. Selain itu juga untuk melindungi Selat Sunda, khususnya Selat Bashi. Karena pesawat militer Tiongkok berada di Selat Bashi, maka gugus pembom PLA juga termasuk kapal permukaan, dan kapal selam bawah air harus lewat disini, Tiongkok harus jaga Selat Bashi agar tidak terhalang. Oleh karena itu, minimal keunggulan udara di kawasan ini harus terkuasai.

Maka PLA beranggapan secara khusus selat ini perlu diadakan latihan normal serta rutin, dan memastikan mereka bisa melewati permukaan dan bawah air ini tanpa terhalangi untuk mejadi suatu prasyarat. Dari LTS dan Laut Tiongkok Timur kemudian langsung ke Samudra Pasifik merupakan satu jalur yang sangat penting bagi Tiongkok.

PLA melakukan berbagai latihan militer di sekitar Selat Taiwan terutama di sepanjang "Meridian Selat Taiwan" merupakan tindakan nyata untuk secara jelas mengirimkan sinyal pencegahan kepada elemen "Prokemerdekaan Taiwan".

Pada saat yang sama, itu menjadi tindakan tegas membela kedaulatan teritorial negara, yang juga membuat sangat panik bagi "pro-kemerdekaan Taiwan" ketika melihat kegiatan PLA ini.

Reaksi Dari Pihak Taiwan

Namun Departemen Pertahanan Taiwan (DPT) mengatakan bahwa mereka terus memantau berbagai aktivitas PLA kapan saja dan merilis berbagai berita. Mereka terus memberi tahu warga Taiwan bahwa setiap gerakan PLA "sepenuhnya" ada di tangan militer Taiwan. Kedengarannya seperti nada tambahan untuk memberi tahu mereka supaya jangan panik.

Otoritas pertahanan Taiwan memang memiliki beberapa perubahan. Perubahan ini dibuat pada malam hari 16 September lalu. Beberapa perubahan mendasar telah dilakukan. Di masa lalu, otoritas pertahanan Taiwan pada dasarnya relatif rendah hati untuk semua aktivitas PLA. Dengan kata lain, di satu sisi, menghindari kepanikan atau tekanan pada masyarakat di Taiwan.

Oleh karena itu, pada dasarnya tidak ada laporan tentang operasi militer PLA di sekitar Taiwan, dan tidak akan secara aktif merilis informasi yang relevan ke warga atau semua lapisan masyarakat Taiwan. Biasanya itu dilakukan oleh PLA atau beberapa unit internasional atau beberapa organisasi sipil.

Kemudian mereka mengumumkan bahwa kapan PLA melakukan penerbangan seperti apa, apakah itu dua atau empat pesawat, biasanya setelah berita itu diturunkan, DPT baru mengkonfirmasi, kapan dan di mana, tindakan apa yang dilakukan PLA.

Kemudian DPT akan mengikuti praktik biasa untuk memberi tahu warga di Taiwan bahwa mereka semua memiliki "kendali penuh". Dengan  meminta rakyat Taiwan jangan khawatir atau panik, Pasukan Pertahanan Taiwan dapat menangkapnya dengan sangat jelas.

Namun reaksi semacam ini relatif konservatif dan pasif, setelah itu berkali-kali masyarakat Taiwan mulai merasa curiga.

Karena setiap kali setelah organisasi luar dan unit peneliti luar mengumumkannya, baru otoritas resmi Taiwan mengakui dan menyatakan dapat menguasai situasi. Kemunculan yang lambat ini tanpaknya DPT berubah setelah peristiwa 16 September 2020 malam.

Taiwan mengadopsi model Jepang,  yaitu model Pasukan Bela Diri Jepang. Dengan secara langsung mengumumkan aktivitas PLA atau kapal perang, atau pesawat terbang di perairan Kepulauan Diaoyu, atau di wilayah udara Jepang.

Sangat jelas bahwa DPT juga mengadopsi metode yang sama, dan secara proaktif mengumumkannya. Dikatakan bahwa PLA melakukan latihan penerbangan malam pada pukul 11 malam pada 16 September di wilayah udara barat daya Taiwan, termasuk juga pesawat anti-kapal selam.

Dua pesawat melakukan latihan dua serangan mendadak pesawat anti kapal selam sebelum dan sesudah di wilayah ini. Lalu mereka menyajikan juga peta lintasan, atau bahkan menggambar seluruh wilayah udara Taiwan.  Situasi ini telah berubah dari pemberitahuan pasif sederhana di masa lalu, dan sekarang menjadi pengumuman aktif dan profil tinggi.

Dalam situasi seperti itu, kita dapat melihat bahwa ada perubahan yang mendasar, dan bagian lain menunjukkan bahwa DPT memang sedang mengalami tekanan.

Karena faktor jarak di wilayah udara barat daya dengan pulau Taiwan,  dulu Taiwan menempatkan kekuatan utama di bagian wilayah udara ini seperti Hsinchu dan wilayah udara Taichung juga merupakan bagian pertahanan untuk "Garis Tengah Selat Taiwan (Cross-Strait Midline)".

Untuk industri berat Taiwan atau industri presisi tinggi, yang masih dalam bagian pemeliharaan Taipei dan lainnya. Oleh karena itu, Pangkalan Angkatan Udara Hsinchu dan Pangkalan Angkatan Udara Qingquang di Taichung ditempatkan pasukan tempur utama Taiwan.

Sekarang di bagian wilayah udara barat daya ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa Bandara Tainan sendiri memiliki beban tugas yang berat. Namun karena jarak yang jauh, bagi AU-Taiwan di wilayah selatan ini, maka misi dan tekanan militer tentunya akan lebih berat dari sebelumnya.

Semakin banyak pihak berwenang Taiwan mengatakan mereka dapat mengontrol situasi. Semakin banyak orang di Taiwan merasa bahwa sebenarnya mereka memiliki kendali terbatas, dan semakin mereka ingin meyakinkan semua orang, semakin banyak orang yang lebih tahu situasi sebenarnya. Karena orang Taiwan tahu persis bagaimana kemampuan kekuatan militer Taiwan jika melawan PLA.

Selain memantau aksi PLA, banyak pengamat militer telah melihat "Latihan Hankuang" yang dilakukan oleh militer AD dan AL Taiwan belum lama ini. Ini pasti sudah tidak asing lagi bagi semua orang.

Pada saat yang sama, war game juga dilakukan. Tentu saja, konten khayalan masih berupa "penyerangan PLA terhadap Taiwan dengan kekuatan" tidak berubah.

Namun yang berbeda dari sebelumnya adalah latihan militer ini adalah pertama kalinya bukan persiapan militer Taiwan digabungkan. Ada pengamat militer yang mempertanyakan,  apakah Tsai Ing-wen memiliki beberapa rencana dan rencana baru untuk "menggunakan kekuatan untuk melawan reunifikasi" dan melawan PLA?

latihan-militer-taiwan-hanguang-36-5f8ff18c8ede48229731d372.png
latihan-militer-taiwan-hanguang-36-5f8ff18c8ede48229731d372.png

Sumber: taiwannews.com.tw

Sehingga terlihat "Latihan Militer Hanguang" tahun ini sangat berbeda dari sebelumnya. Di masa lalu, ini adalah pertunjukan untuk warga Taiwan, untuk menunjukkan pada warganya bahwa mereka mampu membela Taiwan, dan yang lainnya adalah untuk mempromosikan apa yang disebut "parlemen" ke media Taiwan. Untuk menyatakan pemerintah telah menghabiskan uang pembayar pajak di suatu tempat atau pos dan dapat terlihat.

Hanya saja ada perbedaan besar dengan apa yang disebut legitimasi dan latihan militer dengan pertarungan sebenarnya, dan dengan yang  hanya untuk pertunjukan.

Maka dari itu "Latihan Hanguang" tahun ini sangat berbeda, latihan militernya hampir mendekati pertarungan yang sesungguhnya. Yang memiliki arti pra-perang "Hanguang 36" ini merupakan awal dari transformasi baru. Selain itu latihan perang dilakukan 5 hari 4 malam tanpa jedah, bergulir siang dan malam.

Timbul pertanyaan dari beberapa pengamat, mengapa harus 5 hari 4 malam? Dan tidak 6 hari 6 malam, 7 hari 7 malam atau 3 hari 3 malam?

Bahkan memang ada artikel, yang sebenarnya merefleksikan fakta bahwa pihak berwenang Taiwan dan militer Taiwan telah membayangkan bahwa militer AS akan datang ke Taiwan untuk melakukan pertolongan antara 5 hari 4 malam. Selama Taiwan bisa bertahan paling lama beberapa malam dan seminggu, militer AS pasti datang untuk menyelamatkan.

Ini bukan hanya mimpi otoritas Taiwan, tetapi juga ilusi militer Taiwan. Ini juga merupakan dukungan dan dorongan bagi media Taiwan dan rakyat Taiwan untuk menyebarkan sentimen ini, yaitu, jika mereka bisa bertahan selama beberapa hari, ketika diserang oleh Tiongkok daratan, dan mereka bisa bertahan sampai pasukan AS mendarat di Taiwan.  Maka seituasinya akan berubah setelah datangnya dukungan udara dari AS. Ini adalah strastegi umum.

Dari persepektif kawasan daerah ini tidak hanya mencakup pulau utama Taiwan, tetapi juga Kepulauan Penghu, pintu masuk ke Pulau Matsu, Kepulauan Dongsha, dll. Di tempat-tempat ini, pulau-pulau terpencil juga disertakan. Setelah memasukkannya, ada kesan yang sangat intuitif, yang berarti melindungi pinggiran dulu.

Hanya dengan mempertahankan daerah pulau pinggiran itu yang akhirnya dapat dipertahankan, memungkinkan Taiwan untuk bertahan lebih lama bertahan di bawah serangan Tiongkok daratan. Bahkan jika itu berlanjut sepanjang hari dan malam, itu bagus, jadi dari situasi ini, seluruh pertempuran Selat Taiwan di masa depan bisa dilakukan seperti itu.

Dari hari pertama, Taiwan bisa berubah dari masa damai ke masa perang. Apa yang disebut perlawanan dapat dilakukan secara efektif pada hari kedua perang. Setelah perlawanan, kemudian secara bertahap melawan dari pulau-pulau terluar ke perairan selat ke pantai dan kemudian ke pulau utama Taiwan untuk mendapatkan waktu jedah, sambil menunggu militer AS datang. Dukungan semacam ini adalah suatu angan-angan dan perhitungan otoritas dan militer Taiwan.

Rencana Peningkatan Alutisista Taiwan

Selain "Latihan Militer Hanguang", juga terlihat pihak berwenang Taiwan Tsai Ing-wen memiliki keputusan baru, untuk meningkatkan semua sistem radar di pulau itu. Kita tahu bahwa sistem radar militer Taiwan sudah sangat tua.

Sistem radar di dalamnya sudah sangat tua, dan jangkauan deteksinya pendek, dan kemampuan membimbingnya buruk, juga rentan terhadap serangan dan keandalannya sangat menurun.

Dan sekarang berbagai latihan PLA di sekitar pulau Taiwan sangat sering terjadi, dan mereka merasa tidak aman, jadi menurut mereka melalui peningkatan ini, jaringan pengawasan keamanannya tidak dapat ditembus.

Dalam hal ini, radar peringatan dini "paving claw" masa lalu Taiwan, radar penyerangan, radar pencarian, dan bahkan radar kontrol tembakan ini, semuanya termasuk dalam penjualan senjata AS-Taiwan yang belum diperbarui untuk waktu yang lama.

Jadi perlu diperbarui untuk seluruh pulau Taiwan, apakah itu di Tainan, Taipei, atau dari barat atau dari timur daerah pegunungan di tengah pulau, itu harus diperbarui sepenuhnya.

Jadi untuk keperluan ini, teknisi militer AS, personel pemeliharaan, dan operator radar harus datang ke Taiwan. Jadi di bulan Oktober, mereka akan kedatangan lebih banyak orang yang memasuki Taiwan sebelum 3 November, lalu apa pun bisa terjadi di Selat Taiwan, jadi di sini, mereka harus meningkatkan setidaknya satu kewaspadaan.

Namun PLA telah memasuki seluruh Selat Taiwan termasuk wilayah laut barat daya Taiwan, mereka telah melakukan cluster pesawat besar ini di perairan barat daya, dan pelatihan normal di ketinggian rendah dan menengah, tidak terkecuali untuk altitude tinggi, sedang, dan di permukaan laut, dan bahkan di bawah air, PLA sudah memiliki kemampuan kontrol baru.

Dan pilot senior membawa pilot yunior, sehinggga terjadi regenerasi bersinabungan, selain itu pilot dari teater satu membawa pilot dari teater lainnya, sehingga mereka dapat memahami medan teater di seluruh kawasan tersebut.

Maka meskipun radar di Taiwan ini diganti dengan radar yang benar-benar baru, namun pilot-pilot PLA selama ini telah menerbangkan pesawatnya secara rutin sebagai pelatihan normal, sehingga telah hafal dengan medan di daerah ini.

Dan pesawat-pesawat model baru juga dipersiapkan untuk pertempuran di tempat lain. Memang akan sulit untuk segera bisa memahami pesawat tempur model baru, perlu waktu untuk bisa memahami. Tetapi tidak terlalu berarti untuk memahami pesawat yang saat ini telah digunakan secara rutin.

Apalagi entah itu pesawat yang ada di Fujian atau Jiangxi, atau bahkan di Guangdong, selama pesawat militer PLA terbang bersama, maka tidak perlu menyeberangi Selat Taiwan, atau bahkan ke laut barat daya sama sekali.

Karena rudal udara-ke-udara, dan rudal udara-ke-permukaan Tiongkok dapat langsung menghantam Taiwan, termasuk pulau-pulau lain. Pada dasarnya tidak perlu adanya pengawasan di wilayah laut barat daya sama sekali, ini hanya faktor jarak saja.

Selain itu AU-PLA dapat bertempur di sisi timur Pegunungan bagian Tengah Taiwan dengan tanpa melintasi pantai terdekat, meskipun pesawat-pesawat Taiwan sudah berada di terowongan di sisi timur Pegunungan bagian Tengah Taiwan untuk disembunyikan.

Tapi PLA masih bisa menghantam mereka di altitude sedang bahkan rendah sekali pun, selama mereka begitu muncul rudal PLA bisa menghantamnya.

Jadi dalam hal ini, radar ini sangat tidak berguna, dan tidak dapat membantu. Ini adalah salah satu keunggulan PLA.

Dan keunggulan lain dari PLA, jika J-20 pesawat siluman ini diterbangkan untuk menyerang, radar Taiwan yang baru tidak dapat menditeksi meskipun telah berada pada ketinggian sedang dan tinggi.

Jadi radar baru Taiwan sebenarnya juga tidak berguna untuk menangani pesawat siluman, kembali Taiwan hanya bisa mengandalkan AS, dan dana untuk membeli radar-radar ini hanya menguntungkan pedagang senjata AS saja, dan akhirnya hanya membuang-buang uang darah dan keringat rakyat Taiwan belaka.

Singkatnya, sesungguhnya massa luas dari rekan dan saudara senegara dan opini publik di kedua sisi selat masih berharap untuk mengejar perdamaian, sehingga Tiongkok daratan telah menyatakan bahwa orang Tiongkok tidak akan menghantam seksama orang Tiongkok.

Tapi ada kalimat Tiongkok kuno atau di kalangan persilatan (kang-oh), setiap kali berhadapan dengan musuh harus tetap menghunus pedang, siap untuk bertempur. Demikian juga dengan mengapa PLA melakukan latihan terus-menerus secara rutin di kakwasan tersebut.

Situasi Terakhir Ini 

Pemimpin Otoritas Taiwan Tsai Ing-wen pada 10 Oktober 2020 lalu, menyerukan "dialog yang bermakna" dengan Tiongkok daratan selama itu bersedia untuk menyelesaikan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat.

Dia juga mengatakan kemampuan pertahanan yang solid adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan Taiwan dan menjaga perdamaian regional.

Tetapi beberapa pengamat mengatakan tidak mungkin Tiongkok daratan akan menerima tawarannya karena dia tidak mengacu pada prinsip satu-Tiongkok yang menurut Beijing harus menjadi dasar pembicaraan antara kedua belah pihak.

"Tsai berharap untuk menawarkan cabang zaitun ke Beijing dengan menawarkan dialog yang bermakna dengan pihak lain, tetapi persyaratan yang dia tetapkan - termasuk kesediaan Tiongkok daratan untuk menyelesaikan antagonisme, meningkatkan hubungan lintas selat, menjaga paritas dan martabat yang akan membuatnya tidak mungkin agar Beijing menerima tawarannya," kata Wang Kung-yi, ketua Masyarakat Studi Strategis Internasional Taiwan, sebuah wadah pemikir independen.

"Apa yang ingin didengar Beijing adalah kesediaannya untuk menerima prinsip satu-Tiongkok."

Tso Chen-dong, seorang profesor ilmu politik di National Taiwan University, mengatakan tindakan Tsai dan pemerintahnya tidak sesuai dengan seruan untuk dialog lintas selat, mengutip peringatan baru-baru ini bahwa orang Taiwan yang menghadiri Straits Forum baru-baru ini di Tiongkok daratan yang berisiko dipenjara.

Acara tersebut telah diadakan di Xiamen di provinsi Fujian sejak 2009, tetapi bulan lalu pemerintah Taiwan memperingatkan bahwa mereka yang menghadiri acara tersebut mungkin melanggar undang-undang keamanan pulau itu.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri.

SCMP, The Guardian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun