"Meridian Selat Taiwan (Cross-Strait Midline)" ini, ditentukan pada tahun 1955 oleh Jenderal AU-AS Benjamin O. Davis Jr. yang membuat garis di tengah selat, AS kemudian menekan kedua belah pihak untuk membuat perjanjian diam-diam untuk tidak melewati garis tengah. RRT tidak melewati garis median sampai tahun 1999, namun setelah perambahan pertama pada tahun 1999, pesawat PLA telah melanggar garis median dengan keteraturan yang meningkat, karena  RRT menganggap Taiwan adalah wilayah teritori RRT yang tak terpisahkan.
Dari perspektif regional, wilayah laut barat daya dan wilayah udaranya merupakan penghubung penting antara pulau Taiwan dan Kepulauan Dongsha, dan wilayah udara ini sangat luas. Jaraknya sekitar 130 kilometer dari Selat Taiwan, yang telah lama menjadi jangkauan tembakan artileri, dan Tiongkok daratan memiliki supremasi mutlak atas udara ini.
Dan wilayah laut barat daya ini terkoneksi dengan Selat Taiwan, Selat Bashi yang menjadi jalur penting bagi pulau Hainan, wilayah udaranya relatif luas sehingga perlu dilakukan perlindungan jalur lalu lintas ini yang terhubung dengan Selat Bashi, yang dari LTS (Laut Tiongkok Selatan), Laut Tiongkok Timur, Selat Taiwan untuk menuju Samudera Pasifik harus melalui jalur ini, jadi menjadi jalur yang sangat penting.
Oleh karena itu akivitas PLA di area ini akan bersifat jangka panjang, latihan militer dalam altitude tinggi, sedang dan rendah akan terus dilakukan secara rutin. Maka mulai dari tanggal 9,10, 16 September dan seterusnya AU-PLA telah melakukan latihan militer multi level di kawasan ini dengan SU-30, J-10, pesawat pengintai elektronik dan pesawat anti kapal selam.
Latihan normal dan rutin ini membuat hubungan antara Taiwan dan Kepuluan Dongsha terputus disini. Selain itu juga untuk melindungi Selat Sunda, khususnya Selat Bashi. Karena pesawat militer Tiongkok berada di Selat Bashi, maka gugus pembom PLA juga termasuk kapal permukaan, dan kapal selam bawah air harus lewat disini, Tiongkok harus jaga Selat Bashi agar tidak terhalang. Oleh karena itu, minimal keunggulan udara di kawasan ini harus terkuasai.
Maka PLA beranggapan secara khusus selat ini perlu diadakan latihan normal serta rutin, dan memastikan mereka bisa melewati permukaan dan bawah air ini tanpa terhalangi untuk mejadi suatu prasyarat. Dari LTS dan Laut Tiongkok Timur kemudian langsung ke Samudra Pasifik merupakan satu jalur yang sangat penting bagi Tiongkok.
PLA melakukan berbagai latihan militer di sekitar Selat Taiwan terutama di sepanjang "Meridian Selat Taiwan" merupakan tindakan nyata untuk secara jelas mengirimkan sinyal pencegahan kepada elemen "Prokemerdekaan Taiwan".
Pada saat yang sama, itu menjadi tindakan tegas membela kedaulatan teritorial negara, yang juga membuat sangat panik bagi "pro-kemerdekaan Taiwan" ketika melihat kegiatan PLA ini.
Reaksi Dari Pihak Taiwan
Namun Departemen Pertahanan Taiwan (DPT) mengatakan bahwa mereka terus memantau berbagai aktivitas PLA kapan saja dan merilis berbagai berita. Mereka terus memberi tahu warga Taiwan bahwa setiap gerakan PLA "sepenuhnya" ada di tangan militer Taiwan. Kedengarannya seperti nada tambahan untuk memberi tahu mereka supaya jangan panik.
Otoritas pertahanan Taiwan memang memiliki beberapa perubahan. Perubahan ini dibuat pada malam hari 16 September lalu. Beberapa perubahan mendasar telah dilakukan. Di masa lalu, otoritas pertahanan Taiwan pada dasarnya relatif rendah hati untuk semua aktivitas PLA. Dengan kata lain, di satu sisi, menghindari kepanikan atau tekanan pada masyarakat di Taiwan.