Namun perkembangan industri otomotif Tiongkok sangat disesalkan selama beberapa dekade terakhir. Mereka belum bisa melampaui negara-negara Barat yang maju.
Masalah Huawei
Semua orang kini peduli dengan infrastruktur baru dan memikirkan 5G, karena kalau bicara 5G, mereka langsung pikirannya tertuju ke Huawei. Seperti yang kita ketahui AS kini hampir mengambil upaya nasionalnya untuk menekan perusahaan teknologi semacam itu.
Jika kita berbicara tentang konsep "infrastruktur baru", akankah beberapa negara di dunia, misalnya, mulai menargetkan mereka lagi dan beberapa target penindasan lainnya. Kini dipastikan akan banyak pihak di luar AS yang mengkhawatirkan akan hal ini.
Memang kita semua mengetahui AS sekarang jika berbicara tentang "China". Yang satu takut pada Huawei, dan yang lain takut pada Tiongkok.Â
Namun banyak pengamat dan analis yang selalu optimis tentang Huawei. Ini benar-benar luar biasa dari situasi saat ini, jadi jika AS benar-benar memainkan tangan hitam kali ini, seharusnya termasuk melarang Huawei menggunakan semua produk yang terkait dengan AS dalam hal perangkat lunak dan teknologi industri. Jika ini diblokir, maka pemerintah Tiongkok dapat dipastikan akan mengeluarkan kebijakan yang kuat untuk memberikan sanksi kepada AS.
Menghadapi tekanan dan permainan licik dengan cara persaingan tidak sehat  dari AS ini, tampaknya Tiongkok sangat  menyadari dan siap. Karena pertimbangannya, mereka merasa memiliki kekuatan yang sangat besar dan jumlah populasi yang sangat banyak.Â
Orang AS terutama politikus dan kapitalisnya tidak bodoh, mungkin rakyat jelatanya tidak terlalu paham, tetapi para elitnya mengetahui situasi yang spesifik. Jadi dalam perspektif ini AS dan Tiongkok bertabrakan karena melihat Tiongkok lebih kuat.
Zaman Yang sudah Berubah Bagi Tiongkok
Banyak orang Tiongkok dan pakar pemikirnya yang berpandangan, dulu Tiongkok mengorbankan lingkungan dan sumber daya, dan menggunakan banyak jam kerja untuk menghasilkan banyak produk murah untuk orang AS. Sedang bagaimana dengan orang AS?
Namun di AS hanya sedikit orang AS yang menghabiskan banyak jam kerja untuk bekerja untuk produk murah, mereka lebih menghasilkan produk berteknologi tinggi bernilai tambah tinggi, lalu orang AS menjualnya kepada Tiongkok dengan harga yang sangat tinggi, tapi sebaliknya orang Tiongkok menjualnya kepada orang AS dengan harga yang sangat rendah. Orang Tiongkok menyadari jika mereka selalu melakukan ini, tidak heran jika orang AS ingin terus menekan meeka.