Maka menurut Tiongkok dan logika umum ini tidak masuk akal, mengatakan suatu yang tidak pasti (ngalor ngidul/mencla-mencle). Maka prinsip paling dasar dari hukum internasional adalah melarangan pernyataan yang demikian.
Permainan Diplomasi India & Insiden Donglang
Insiden Donglang adalah pertama kalinya Tiongkok dan India melakukan konfrontasi militer di wilayah yang tak disengketakan sejak 1962. Jadi mengapa India membuat insiden semacam itu? Apa yang diinginkannya pada masalah perbatasan?
Pertama-tama, kita harus melihat bahwa Tiongkok dan India menempati posisi yang sangat sentral dalam masalah perbatasan. Posisi ini dapat dikatakan sebagai serangkaian tindakan dan mewakili seluruh badan, yang juga berarti bahwa selama masalah perbatasan tidak dapat diselesaikan, masalah Tiongkok dan India di bidang lain kemajuan juga akan bersifat sementara.
Dimasa lalu sikap pemikiran Tiongkok ide kerjasama dengan India adalah selalu akan berkerjasama di bidang lain dulu, pada saat jika masalah perbatasan sulit di selesaikan, masalah perbatasan ditinggalkan dulu, sementara bekerjasam di bidang lain sambil memupuk rasa saling percaya pada kedua belah pihak.
Tetapi pemikiran pihak India berbeda dengan pemikiran Tiongkok. Pikiran jangka panjang pihak India adalah bahwa masalah perbatasan adalah intinya. Oleh karena itu, masalah perbatasan jika tidak dapat diselesaikan, dan mereka tidak akan membahas masalah lain.
Siapa yang benar dan siapa yang salah sebenarnya sulit dikatakan, tetapi selama satu pihak berpikir demikian, maka apa yang diinginkan Tiongkok untuk bekerjasama dulu di bidang lain baru menyelesaikan masalah yang lebih besar akan sulit terlaksana.
Secara logika Tiongkok memiliki pemikiran yang lebih luas dan lapang dada, namun dengan sikap India yang kurang berlapang dada pemikiran itu akan sulit untuk memperoleh hasil dalam perundingan.
Akibatnya masalah perbatasan kedua negara ini selalu berputar seperti lingkaran setan.
Tiongkok dan India tidak hanya memiliki pendapat berbeda tentang masalah perbatasan, tetapi mereka juga memiliki sikap berbeda terhadap solusi spesifik.
Tiongkok percaya masalahnya harus diselesaikan satu persatu, satu bagian diselesaikan dengan matang, kemudian menyelesaikan bagian lainnya. Sementara India menginginkan masalah perbatasan dari Timur, Tengah, dan Barat tiga bagian sekaligus diselesaikan. Apa kiranya alasan India ini?